Ekonom Bela Prabowo soal Anggaran Jumbo: Mana Ada Alutsista yang Murah

15 Juni 2021 11:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhan Prabowo Subianto bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menhan Prabowo Subianto bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara soal anggaran modernisasi alutsista yang ramai disorot.
ADVERTISEMENT
Menurut Menhan Prabowo, anggaran Rp 1.750 triliun untuk pembaruan alat pertahanan dan keamanan (alpalhankam) hingga 2044 sudah menyesuaikan kebutuhan pertahanan Indonesia. Bahkan dana tersebut ia sebut relatif jauh lebih kecil dibandingkan negara lain.
Prabowo bukan satu-satunya yang beranggapan demikian. Ekonom Core Indonesia Piter Abdullah mengamini bahwa besaran anggaran tersebut masih sangat kecil untuk memperkuat alutsista.
"Alpalhankam mana ada yang murah, kita ini memang sering tidak konsisten. Pinginnya negara kuat tapi begitu pemerintah menganggarkan pembelian kita protes," ujar Piter kepada kumparan, Selasa (15/6).
Menurut Piter, sebelum mengkritisi anggaran Rp 1.750 triliun tersebut, ada baiknya melihat terlebih dahulu lamanya waktu pengadaan alutsista dengan total dana tersebut.
Defile Alutsista TNI saat HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta TImur, Sabtu (5/10/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Bila dana tersebut dibagi dengan jangka waktu 20 tahun, kata Piter, artinya anggaran alutsista ini hanya mencapai Rp 80 triliun per tahunnya. Ini menurutnya justru tak sepadan jika dilihat dari luas wilayah dan dibandingkan dengan anggaran militer negara lain.
ADVERTISEMENT
"Alpalhankam itu memang mahal, yang penting adalah bagaimana proses pembeliannya. Selama ini pembeliannya tertutup bahkan KPK tidak bisa masuk, ini menurut saya yang perlu menjadi perhatian," pungkas Piter.
Pendapat senada juga disampaikan oleh pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati. Menurut Susan, tidak ada yang salah dengan besaran anggaran pertahanan yang baru sebatas usulan tersebut.
"Angka sebesar Rp 1.750 triliun itu kan renstra, jadi sah saja besarannya ditulis sebesar apa pun. Pada akhirnya angka yang didapat tentu usai dibahas dengan Komisi I DPR," jelas Susan.
Dia pun membandingkan bahwa anggaran yang diusulkan Prabowo tersebut belum ada apa-apanya bila dibandingkan misalnya dengan Amerika Serikat.
Kendati begitu, dia pun mengakui bahwa saat ini tentunya penyusunan anggaran juga mesti menyesuaikan kondisi pemulihan atas dampak pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Kita jangan kebakaran jenggot dulu lah melihat angka sebesar itu. Amerika sebagai negara adidaya saja masih merasa kekurangan dana terus untuk memenuhi kebutuhan melengkapi sistem pertahanannya," sambung Susaningtyas.