Ekonom Kritik Materi Pelatihan Kartu Prakerja: Lebih Bagus di Youtube

17 April 2020 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti Indef Bhima Yudhistira. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti Indef Bhima Yudhistira. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kartu Prakerja gelombang pertama telah diluncurkan. Dalam program tersebut, pemerintah memberikan pelatihan yang berisi berbagai materi yang bisa diakses oleh para peserta secara online.
ADVERTISEMENT
Ekonom dari INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara, menyampaikan kritiknya bahwa materi-materi pelatihan yang diberikan pada penerima Kartu Prakerja tak banyak berbeda dengan yang sudah banyak beredar di internet saat ini.
"Yang saya lihat di YouTube, mau mencari pelatihan teknis apa pun secara online dari A-Z, di YouTube lebih bagus daripada di Kartu Prakerja sekarang," ujar Bhima dalam diskusi online Mencegah PHK Massal Menyelamatkan Ekonomi Nasional, Jumat (17/4).
Bhima pun menilai secara keseluruhan program Kartu Prakerja ini formatnya tak pas. Pasalnya, bantuan yang paling dibutuhkan pengangguran saat ini adalah bantuan langsung tunai (BLT), bukan pelatihan apalagi jika materinya tak relevan.
Juru bicara Jokowi - Ma'ruf Amin, Ace Hasa Syadzily menunjukan Kartu Pra Kerja, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Sembako Murah. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Menurut pengamatannya, salah satu materi yang diterima oleh para ojek online misalnya, tentang materi manajemen waktu dan stres. Ia menilai kemampuan tersebut sudah lebih mumpuni dimiliki oleh para ojol yang sehari-hari telah mempraktikkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata dia, ada pula materi tentang pembuatan CV yang tujuannya kurang tepat. Yaitu, malah diperuntukkan untuk mendaftar beasiswa. Padahal, para pendaftar Kartu Prakerja bisa saja korban PHK yang relatif tidak membutuhkan itu untuk kondisi sulit ini.
"Apa maksudnya pengangguran disuruh cari beasiswa LPDP? Kuliah ke luar negeri? Jadi tidak menyelesaikan masalah, padahal industri butuhnya bukan itu," kata dia.
Salah satu kebijakan yang menurutnya justru bisa ditiru oleh pemerintah Indonesia dari Malaysia ialah pemberian kuota internet gratis. Sebab ketika aktivitas ekonomi konvensional lumpuh di masa pandemi, maka perekonomian bisa digerakkan secara online.
Selain itu, para pekerja pun masih bisa mendapatkan informasi-informasi secara mandiri jika ternyata pelatihan dari Kartu Prakerja tak efektif.
ADVERTISEMENT
"Kalau hanya bikin CV, manajemen stress, semua ada di YouTube, gratis, asalkan pemerintah mau kasih subsidi internetnya," kata dia.
Program Kartu Prakerja dengan target penerima 5,6 juta orang dan anggaran total Rp 20 triliun itu, kata Bhima, semestinya bisa ditentukan prioritasnya untuk pemberian bantuan langsung tunai.
"5,6 (juta orang penerima) pelatihan online, (dialihkan BLT) masing-masing orang Rp 1 juta untuk makan dan kebutuhan pokok," ujarnya.