Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Ekonom Soroti Investasi Apple Bangun Pabrik AirTag di Batam
26 Januari 2025 13:35 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyoroti komitmen investasi raksasa teknologi, Apple .Inc membangun pabrik vendor AirTag di Batam.
ADVERTISEMENT
Menurutnya nilai komitmen investasi Apple membangun pabrik AirTag di Batam relatif kecil dan tidak sesuai dengan kesepakatan dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang meminta sebesar Rp 16 triliun.
'Jika hanya USD200 juta tentu harus ada pembangunan lainnya yang bisa sesuai dengan perjanjian awal," kata dia kepada kumparan, Minggu (26/1).
Lokasi Batam menjadi tempat yang strategis bagi Apple untuk mengurangi biaya impor bahan baku yang lebih murah karena lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pemerintah memberikan berbagai insentif untuk perusahaan asing yang menanamkan modal di Batam.
"Bagi Apple itu sangat menguntungkan karena impornya udah gratis, kecil lagi investasinya," imbuh dia.
Nailul pun mengusulkan agar nantinya pabrik AirTag di Batam menyerap komponen lokal. Selain itu, ia berpesan agar bisa mendorong Apple menginvestasikan di luar Batam.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty menilai komitmen investasi Apple.Inc untuk membangun pabrik vendor AirTag di Batam sebagai langkah yang positif meski dari sisi nilai investasi tergolong kecil dibanding negara tetangga.
Menurut Telisa, investasi Apple di Indonesia sudah mengalami sejumlah perbaikan, dari yang hanya berinvestasi miliaran menjadi triliunan, meski tak sesuai harapan pemerintah.
"Sebetulnya selalu kan perbandingannya penjualannya yang sudah hampir Rp 60 triliun, nah namun kan kita pendekatannya bertahap ya," kata Telisa kepada kumparan Minggu (26/1).
Oleh karena itu Telisa berpendapat tidak mempermasalahkan komitmen Apple yang tak menyanggupi berinvestasi sejumlah USD 1 miliar atau sekitar Rp 16,2 triliun (kurs Rp 16.280).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Kemenperin, Apple hanya menanamkan modal Rp 3,25 triliun jauh dari nilai yang ditargetkan pemerintah sebesar Rp 16,2 triliun.
Menurut dia nilai investasi yang digelontorkan Apple akan meningkat seiring prestasi investasi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Tanah Air.
"Saya melihat sebetulnya nggak apa-apa ya, yang penting kita sudah negosiasi, negosiasi kan kita berharap ketemu di tengah kita berharap sekian triliun, tapi Apple mau beberapa dulu ya mungkin dia mau ngeliat dulu karena semakin besar uang yang diinvestasikan kan semakin berisiko sehingga bertahap gitu pendekatannya," imbuh Telisa.
Telisa menyampaikan pemerintah mesti mempertimbangkan dari sudut pandang pelaku usahanya dalam hal ini Apple. Sebab, dia mengaku model bisnis dari Apple sendiri lebih complicated.
ADVERTISEMENT
"Ya karena Apple ada IP systemnya, ada data security karena kan dia naro di iCloud, nah buat iCloudnya sendiri kita sudah siap belum data centernya, perlindungan datanya, jadi bukan hanya hardware tapi software-nya dan namanya teknologi tinggi ya TKDN nggak semudah itu," cakap dia.
Oleh karena itu, Telisa menyarankan agar Pemerintah Indonesia harus mengefisienkan supply chain value alias kemampuannya, seiring Apple menjalankan perdagangannya di Indonesia.
Lebih lanjut, menurut Telisa, ihwal investasi Apple di RI, Kemenperin bertugas mengawal investasi dari sisi industri elektronikanya, dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi mengawal sisi perizinannya.