Ekonomi AS-Eropa Lesu, RI Bidik Pasar Ekspor Alternatif untuk Produk Furnitur

9 Mei 2023 20:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers persiapan International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2023 di ICE BSD, Rabu (8/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers persiapan International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2023 di ICE BSD, Rabu (8/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ekonomi Amerika Serikat dan Eropa tengah mengalami perlambatan dan disinyalir akan berdampak ke berbagai sektor industri, termasuk furnitur. Kondisi ini bikin pemerintah melirik negara lain untuk ekspor furnitur buatan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki meminta pelaku industri furnitur untuk membidik potensi pasar-pasar alternatif, misalnya Timur Tengah.
“Dalam beberapa waktu ke depan industri furnitur dan home decor harus membidik pasar alternatif tak hanya Amerika dan Eropa tetapi juga Timur Tengah misalnya. Karena dunia sedang mengalami perubahan kekuatan ekonomi,” dalam acara launching Pameran The International Furniture and Craft Fair Indonesia atau (IFFINA), Selasa (9/5).
Menurutnya, saat ini tengah terjadi pergeseran landscape ekonomi dunia yang mengharuskan Indonesia untuk mencari pasar baru yang lebih potensial mendukung pertumbuhan industri mebel.
“Seperti Timur Tengah, saya kira masih cukup baik dan growing. Begitu juga Asia, itu yang harus kita bidik,” ujarnya.
Ilustrasi bunga mawar di rumah. Foto: Mariia Boiko/Shutterstock
Menurut Menteri Teten, tidak hanya di dalam pasar domestik, negara tujuan ekspor lainnya juga diharapkan terus dikembangkan. Sehingga pasar global dan para pembeli internasional tidak perlu lagi datang ke pameran-pameran furnitur di luar negeri, namun bisa langsung datang ke pameran furnitur di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Itu bisa dimanfaatkan saat dunia sedang tidak baik-baik saja,” katanya.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO), Dedy Rochimat mengatakan, penurunan demand hanyalah sementara. Sebab, saat ini pihaknya sedang bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Koperasi dan UKM untuk mencari pasar-pasar baru guna menyelamatkan industri furnitur di dalam negeri.
Salah satu upaya ASMINDO adalah dengan menggelar Indonesia Mebel & Design Expo 2023 atau IFFINA pada 14-17 September mendatang. Dengan acara ini diharapkan dapat memperluas pemasaran produk mebel dan kerajinan Indonesia. Sehingga bisa mengembalikan gairah ekspor yang merosot karena inflasi AS.
"Kita tahu bahwa Amerika sidang resesi Eropa juga sedang resesi tapi ini kan sementara jadi kita semua harus berbuat sesuatu, tadi juga sudah disebutkan dengan Pak Menteri Teten kita sedang mencari pasar pasar baru. Tentunya industri furnitur harus terus berkembang," ujar Dedy.
ADVERTISEMENT