Ekonomi AS Tumbuh 3,3 Persen di Kuartal IV 2023, Disumbang Belanja Konsumen

26 Januari 2024 7:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb ditampilkan di layar di Times Square pada Selasa (12/7/2022). Foto: Yuki Iwamura/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Gambar yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb ditampilkan di layar di Times Square pada Selasa (12/7/2022). Foto: Yuki Iwamura/AFP
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) mencatat pertumbuhan ekonomi 3,3 persen pada kuartal IV 2023. Perekonomian AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal ini di tengah kuatnya belanja konsumen, meskipun di lain sisi ada prediksi buruk mengenai resesi.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Jumat (26/1), laporan pertumbuhan ekonomi oleh Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis juga menunjukkan tekanan inflasi semakin mereda.
“Bagaimanapun Anda membaginya, laporan ini menutup tahun dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, terutama dengan latar belakang siklus pengetatan kebijakan moneter agresif The Fed. Momentum pertumbuhan ekonomi memasuki tahun 2024 terlihat sangat baik," kata Kepala Ekonomi regional AS di Fitch Ratings di New York, Olu Sonola.
Menurut Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan, pertumbuhan juga didukung oleh peningkatan ekspor, belanja pemerintah, dan investasi dunia usaha.
Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah pada kisaran 5,25-5,50 persen saat ini pada pertemuan minggu depan. Sejak Maret 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 525 basis poin.
ADVERTISEMENT
Dengan data ekonomi yang terus memberikan kejutan positif, pasar keuangan telah mendorong kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Maret menjadi di bawah 50 persen. Sedangkan kemungkinannya meningkat untuk pertemuan kebijakan bulan Mei.

Pertumbuhan Ekonomi Didorong Belanja Konsumen

Time Square di New York, Amerika Serikat Foto: Shutter Stock
Reuters melaporkan, belanja konsumen yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, tumbuh sebesar 2,8 persen pada kuartal Oktober-Desember setelah meningkat sebesar 3,1 persen pada kuartal ketiga.
Orang Amerika makan malam dan menginap di hotel selama musim liburan serta meningkatkan pengeluaran untuk layanan kesehatan. Mereka juga membeli barang-barang rekreasi dan kendaraan.
Konsumsi difasilitasi oleh kenaikan upah, kenaikan bunga dan pendapatan dividen, yang lebih dari cukup untuk mengimbangi penurunan tunjangan sosial pemerintah, termasuk kupon makanan dan Medicaid. Pengeluaran konsumsi ini juga didukung oleh penghematan rumah tangga dan penurunan inflasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, sebagian besar ekonom tidak yakin hal ini akan menggagalkan ekspansi ekonomi AS, terutama jika The Fed melonggarkan kebijakan moneternya dan pasar saham mempertahankan tren kenaikannya. Adapun Federal Reserve secara agresif menaikkan suku bunga, dengan pertumbuhan setahun penuh diperkirakan hanya 2,5 persen.
“Pertumbuhan diperkirakan akan melambat pada tahun ini, namun perekonomian AS kemungkinan akan terhindar dari resesi pada tahun 2024 karena fundamental perekonomiannya kuat,”kata Kepala Ekonom di PNC Financial di Pittsburgh, Pennsylvania, kata Gus Faucher.
Ketua Dewan Cadangan Federal Jerome Powell berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal. Foto: AFP
Adapun pendapatan rumah tangga setelah memperhitungkan pajak dan inflasi meningkat sebesar 2,5 persen, lebih cepat dari laju sebesar 0,3 persen pada kuartal Juli-September. Tingkat tabungan turun menjadi 4,0 persen dari 4,2 persen pada kuartal ketiga.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan yang kuat ini secara mengejutkan dibarengi dengan menurunnya inflasi. Ukuran inflasi dalam perekonomian meningkat pada laju 1,9 persen setelah meningkat 2,9 persen pada kuartal sebelumnya.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) tidak termasuk komponen pangan dan energi yang mudah berubah naik sebesar 2,0 persen, menyamai kenaikan pada kuartal Juli-September. Indeks harga inti PCE didorong oleh sektor perumahan dan layanan kesehatan.
Di lain sisi, para ekonom untuk saat ini tidak terlalu khawatir bahwa serangan terhadap jalur pelayaran oleh militan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Laut Merah dan kekeringan di Terusan Panama dapat meningkatkan inflasi.
“Kita masih berada dalam mode disinflasi. Satu-satunya masalah yang tersisa dalam hal inflasi adalah tempat tinggal," kata Profesor ekonomi di Boston College, Brian Bethune.
ADVERTISEMENT