Ekonomi China Melambat, Hanya 4,7 Persen di Kuartal II 2024

16 Juli 2024 11:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat pengunjung memadati bagian Badaling dari Tembok Besar China di Beijing, Sabtu (31/10). Foto: Tingshu Wang/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat pengunjung memadati bagian Badaling dari Tembok Besar China di Beijing, Sabtu (31/10). Foto: Tingshu Wang/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah China melaporkan pertumbuhan ekonomi selama April-Juni 2024 alias kuartal II 2024 tumbuh 4,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ini masih lebih lambat dari kuartal I 2024 yang mencapai 5,3 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Selasa (16/7), data resmi menunjukkan perekonomian China pada kuartal II 2024 ini paling lambat sejak kuartal I 2023 dan meleset dari perkiraan 5,1 persen dalam jajak pendapat Reuters. Pertumbuhan ini juga melambat dari ekspansi kuartal sebelumnya.
Perekonomian China melambat ini disebabkan penurunan properti yang berkepanjangan dan ketidakamanan lapangan kerja menghambat pemulihan, sehingga terdapat ekspektasi bahwa pemerintah perlu mengeluarkan lebih banyak stimulus.
Sementara dari sektor konsumen, pertumbuhan penjualan ritel mencapai titik terendah dalam 18 bulan karena tekanan deflasi. Hal ini memaksa dunia usaha memangkas harga mulai dari mobil, makanan, hingga pakaian.
Kepala Ekonom Greater China ING, Lynn Song, mengatakan secara keseluruhan, data Produk Domestik Bruto (PDB) China ini menunjukkan jalan pemerintah mencapai target pertumbuhan 5 persen di tahun ini masih penuh tantangan.
ADVERTISEMENT
“Efek kekayaan negatif dari jatuhnya harga properti dan saham, serta rendahnya pertumbuhan upah di tengah pemotongan biaya berbagai industri menyeret konsumsi," tuturnya.
Krisis properti di China yang telah berlangsung selama bertahun-tahun semakin parah pada Juni ini, ketika harga rumah baru turun pada laju tercepat dalam 9 tahun terakhir.
Kondisi tersebut menurunkan kepercayaan konsumen dan menghambat kemampuan pemerintah daerah yang terlilit utang untuk menghasilkan dana segar melalui penjualan tanah.
Para analis memperkirakan pemotongan utang dan meningkatkan kepercayaan akan menjadi fokus utama pertemuan kepemimpinan ekonomi utama di China pekan ini, meskipun menyelesaikan salah satu masalah tersebut mungkin akan mempersulit penyelesaian masalah lainnya.
Pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,0 persen pada tahun 2024, sebuah target yang diyakini banyak analis ambisius dan mungkin memerlukan lebih banyak stimulus.
ADVERTISEMENT
Perlambatan pertumbuhan yang lebih tajam dari perkiraan pada kuartal II 2024, mendorong Goldman Sachs menurunkan perkiraan pertumbuhan China menjadi 4,9 persen dari 5,0 persen di tahun ini.
Ilustrasi krisis properti di China. Foto: Jade Gao/AFP
“Untuk mengatasi lemahnya permintaan domestik, kami yakin diperlukan lebih banyak pelonggaran kebijakan hingga sisa tahun ini, terutama di bidang fiskal dan perumahan,” kata Ekonom Goldman Sachs, Lisheng Wang.
Biro Statistik Nasional (NBS) mengatakan meskipun cuaca buruk menjadi penyebab utama terpukulnya pertumbuhan pada kuartal II, perekonomian menghadapi peningkatan ketidakpastian eksternal dan kesulitan dalam negeri pada paruh kedua.
Pertumbuhan ekonomi di China tidak merata dengan output industri melebihi konsumsi domestik, sehingga meningkatkan risiko deflasi di tengah penurunan properti dan meningkatnya utang pemerintah daerah.
Meskipun ekspor China yang kuat memberikan dukungan, hal ini terancam dengan meningkatnya ketegangan perdagangan. Data terpisah menunjukkan pertumbuhan output pabrik mengalahkan ekspektasi pada Juni, namun masih melambat dari Mei.
ADVERTISEMENT
Hal ini menyusul data ekspor China pada Juni naik 8,6 persen dari tahun sebelumnya, sementara impor secara tak terduga menyusut 2,3 persen, menunjukkan bahwa produsen melakukan pemesanan lebih awal untuk mendahului tarif dari mitra dagang.
Namun, masalah terbesar terlihat pada penjualan ritel, yang naik 2,0 persen tahun-ke-tahun, meleset dari perkiraan dan pertumbuhan paling lambat sejak Desember 2022.
Investasi properti turun 10,1 persen pada semester I tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, dan penjualan rumah berdasarkan luas lantai turun 19,0 persen. Pinjaman bank untuk Juni menunjukkan permintaan kembali melemah, dengan beberapa indikator utama mencapai rekor terendah.
Analis Citi memperkirakan pemerintah akan kembali mengeluarkan langkah-langkah pendukung properti setelah pertemuan Politbiro, sebuah badan pengambil keputusan utama Partai Komunis yang berkuasa yang diperkirakan akan diadakan pada akhir Juli setelah pertemuan Komite Sentral minggu ini.
ADVERTISEMENT
Pihak berwenang pada bulan Mei mengizinkan badan usaha milik negara setempat untuk membeli rumah yang belum terjual, dengan bank sentral menetapkan fasilitas pinjaman pinjaman kembali sebesar 300 miliar yuan untuk perumahan yang terjangkau.