Ekonomi China Pulih, Harga Batu Bara Acuan Naik 27,14 Persen

4 Januari 2021 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga Batu Bara Acuan (HBA) menujukkan tren positif pada awal tahun 2021. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan HBA selama perdagangan bulan Januari naik USD 16,19 per ton atau 27,14 persen ke angka USD 75,84 per ton dibandingkan bulan Desember tahun 2020, yaitu USD 59,65 per ton.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengonfirmasi terkait faktor kuat kenaikan komoditas batu bara tersebut.
"Setelah hampir setahun adanya keterbatasan aktivitas ekonomi, pasar mulai bergerak pulih terutama di China," kata Agung dalam keterangan resmi, Senin (4/1).
Agung melanjutkan, China punya peran penting dalam memengaruhi harga batu bara lantaran mereka merupakan pasar utama bagi Indonesia setelah India. "Apalagi saat ini terjadi ketegangan hubungan perdagangan antara China dengan Australia. Sentimen ini yang makin memperkuat," jelasnya.
Atas kenaikan ini, pergerakan HBA bergerak menuju level psikologis setelah sepanjang tahun 2020 akibat pandemi COVID-19 lebih banyak mengalami pelemahan ke level terendah. "Rata-rata HBA di tahun 2020 hanya sebesar USD 58,17 per ton dan menjadi yang terendah sejak 2015," ungkap Agung.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi batu bara Foto: Kurtdeiner/pixabay
Secara spesifik, Agung merinci, harga batu bara dibuka pada angka USD 65,93 per ton pada bulan Januari 2020. Sempat menguat sebesar 0,28 persen di angka USD 67,08 per ton pada bulan Maret dibanding Februari yang sebesar USD 66,89 per ton, namun melorot pada April (USD 65,77), Mei (USD 61,11), Juni (USD 52,98), Juli (USD 52,16) dan Agustus (USD 50,34).
"Puncaknya ada di bulan September di mana harganya hanya USD 49,42 per ton," tutur Agung.
Harga batu bara kembali pulih (rebound) dalam tiga bulan terkahir, yaitu Oktober (USD 51), November (USD 55,71) dan Desember (USD 59,65). "Supply dan demand tetap menjadi faktor perubahan (harga) utama di luar Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali," kata Agung.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Nantinya, HBA bulan Januari ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).