Ekonomi Dunia 2023 Diproyeksi Gelap, Gubernur BI: Siap-siap Hadapi Reflasi!

30 November 2022 14:11 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berbicara dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berbicara dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut perekonomian dunia masih dipenuhi ketidakpastian, imbas berlanjutnya perang Rusia dan Ukraina hingga pengetatan kebijakan moneter di sejumlah negara maju.
ADVERTISEMENT
"Dunia masih bergejolak, kita belum tahu kapan perang Rusia dan Ukraina akan berakhir," kata Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI), Rabu (30/11).
Menurut Perry Warjiyo, konflik kedua negara yang terus berlanjut tersebut akan menyebabkan spillover yang luar biasa, yakni terjadinya krisis pangan dan energi.
Kondisi global kemudian semakin diperparah dengan berlanjutnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Perekonomian China yang melambat, juga menjadi kekhawatiran banyak negara di dunia.
"China kembali memanas, lockdown 6 bulan lagi. Harga energi dan pangan masih tinggi," tutur Perry.
Maka dari itu, semua pihak harus bersiap menghadapi situasi stagflasi di dunia, bahkan reflasi. Stagflasi merupakan kondisi di mana laju inflasi meningkat tajam, sedangkan pertumbuhan ekonomi justru rendah.
ADVERTISEMENT
Sementara reflasi merupakan keadaan di mana ekonomi masih tumbuh, namun dibarengi tingkat inflasi yang tinggi. "Risiko stagflasi dan bahkan reflasi menjadi risiko global!" ujarnya.