Ekonomi Gelap di 2023, Ini Cara Atur Investasi di Tengah Ancaman Resesi

14 Oktober 2022 12:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ekonomi global diprediksi akan lebih gelap di 2023. Sejumlah sentimen seperti kebijakan fiskal dan moneter global hingga konflik geopolitik, berujung pada ancaman terjadinya resesi global.
ADVERTISEMENT
Ketika perekonomian tak berjalan sebagaimana mestinya, kamu harus lebih baik dalam mengatur keuangan. Terutama selalu siap sedia dana darurat kala kontraksi ekonomi lebih dalam.
kumparan punya tips dari Financial Expert Ajaib Sekuritas Yazid Muamar buat mengatur investasi. Dari tips bagaimana merespons kondisi ekonomi, sampai instrumen apa yang cocok.

Disiplin dalam perencanaan keuangan.

Menurut Yazid, masyarakat harus membuat perencanaan keuangan dengan rumus 10-20-30-40. Ia merincikan, 10 persen digunakan untuk hal-hal yang sifatnya kebaikan, seperti berbakti ke orang tua, donasi ke tempat ibadah atau panti maupun memberikan kepada orang yang membutuhkan.
Ilustrasi Prinsip Keuangan. Foto: Shutterstock
"20 persen dari dana digunakan untuk investasi, asuransi maupun dana darurat yang sifatnya instrumen liquid seperti tabungan atau reksa dana pasar uang," ujar Yazid kepada kumparan, Jumat (14/10).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, 30 persen untuk membayar utang yang sifatnya cicilan produktif, seperti rumah atau kendaraan. Lalu, 40 persen dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Khusus dana investasi dan dana darurat, kamu bisa memperbesar proporsinya di atas 20 persen agar kalian semakin siap dalam memenuhi kebutuhan di tengah kondisi resesi ekonomi," kata dia.

Tekan pengeluaran

Kedua, sambungnya, kurangi pos pengeluaran yang tidak penting. Ia mengajak masyarakat untuk mengurangi dan tidak menambah beban-beban pengeluaran seperti utang.
Ilustrasi mengatur uang belanja. Foto: Shutter Stock
Apabila memiliki utang, maka segera lunasi atau jika dirasa masih sangat berat maka segera negosiasikan ke lembaga jasa keuangannya untuk restrukturisasi.

Atur portofolio investasi

Ketiga, atur kembali portofolio investasi. Ia melihat, jika kondisi pasar global sudah mulai menurun, maka segeralah atur ulang portofolio investasi ke dalam bentuk yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi investasi. Foto: Getty Images
Ia menyarankan agar memilih saham dengan fundamental yang kuat dan reksa dana pasar uang.

Jangan panik

Selanjutnya, keempat adalah tidak panik. Ia menilai, masyarakat perlu hidup sewajarnya dan tidak perlu panik. Untuk itu, Yazid mengatakan konsumsi masyarakat tetap dilakukan seperti biasa.
Ilustrasi perempuan panik saat Lebaran. Foto: Shutter Stock
"Hal tersebut bisa membantu ekonomi nasional tetap tumbuh," imbuh Yazid.

Cari peluang

Kelima, cermati perkembangan kondisi ekonomi terbaru dan mulailah memanfaatkan peluang di sekitar yang dapat bernilai ekonomi.
Ilustrasi freelance. Foto: Art_Photo/Shutterstock
"Seperti kata kata ilmuwan Albert Einstein, in the midst of every crisis, lies great opportunity. Carilah side hustle atau pekerjaan sampingan yang sesuai dengan passion kamu untuk mendapatkan pendapatan tambahan," pungkasnya.

Instrumen Investasi

Selain itu, Yazid menambahkan, para investor harus mengetahui instrumen apa saja yang aman dalam berinvestasi pada masa resesi ini. Berikut adalah instrumen investasi yang dapat membantu meminimalisir dampak resesi ekonomi:
ADVERTISEMENT

Saham

Investasi saham merupakan salah satu kegiatan penanaman modal berupa pembelian saham atau surat berharga perusahaan. Dengan membeli saham, lanjutnya, perusahaan, investor bisa menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut.
"Saham bisa menjadi tetap menarik meski keadaan resesi jika pemilihan saham dilakukan secara tepat," tambahnya.
Ia menuturkan, ada baiknya memilih emiten dengan fundamental yang kuat. Masyarakat juga harus memperhatikan laporan keuangannya, terutama pos laba rugi dan kewajiban jangka panjang perusahaan. Kemudian, pilihlah sektor yang tidak terkena dampak langsung Covid-19, seperti saham saham tahan banting yaitu emiten mie instan, telekomunikasi dan lain sebagainya.

Reksa Dana

Yazid menjelaskan reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang merupakan pola pengelolaan modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dengan bantuan Manajer Investasi (MI). Reksa Dana menawarkan berbagai instrumen investasi dari yang berisiko rendah hingga tinggi dan dari instrumen yang cocok untuk jangka menengah hingga jangka panjang.
ADVERTISEMENT

Berikut merupakan instrumen investasi reksa dana dan risikonya: