Ekonomi Global Tak Pasti, Tren Investasi Fintech Melambat

27 Desember 2022 20:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fintech. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fintech. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian ekonomi global mempengaruhi investasi di sektor pinjaman online atau financial technology (fintech). Ekonom Senior sekaligus Steering Committee Indonesia Fintech Society (IFSOC) Hendri Saparini mewajarkan apabila investasi mengalami perlambatan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, dia melihat pendanaan startup fintech Indonesia tetap bertumbuh tahun ini. Adapun jumlah pendanaan pada tahun ini mengalami kenaikan sebesar 8,4 persen (year-on-year/yoy) dengan nilai sebesar USD 1,42 triliun dengan jumlah kesepakatan investasi yang menurun.
Angka tersebut mengalami peningkatan dari USD 22,9 juta per deal pada 2021 menjadi USD 34,6 juta per deal di tahun 2022.
"Walaupun ada lingkungan ekonomi yang kurang menguntungkan karena ada ketidakpastian dan sebagainya, tapi investasi yang terjadi di Indonesia masih tetap tumbuh dan cukup bagus," kata dia dalam Media Briefing IFSOC-Catatan Akhir Tahun 2022 Fintech dan Ekonomi Digital, Selasa (27/12).
Menurut Hendri, tidak akan ada perlambatan atau penghentian dalam sisi investasi teknologi di Indonesia. Pasalnya, kondisi inflasi global ini telah mendorong investor menjadi lebih selektif dalam mendanai startup dan fokus pada profitabilitas dibandingkan pertumbuhan bisnis.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan kondisi ini harus diterima, karena tidak hanya terjadi di Indonesia. Di balik kondisi ini, sambung Hendri, ada hal yang cukup positif demi mendorong startup untuk melakukan penyesuaian seperti downsizing, mengefisienkan pengeluaran, mempersiapkan cash flow dan memperpanjang runway selanjutnya serta berfokus pada lini bisnis dengan unit ekonomi yang lebih baik.
"Perubahan ini menjadi titik balik agar iklim persaingan perusahaan startup menjadi lebih sehat. IFSOC melihat apa yang terjadi saat ini justru bagus, karena ini secara domestik akan mendorong adanya perubahan arah dari investasi yang ada di startup Indonesia," jelas Hendri.

Investasi Startup Fintech Indonesia di 2023

Hendri menyebutkan investasi startup fintech Indonesia di tahun depan masih cukup menarik meski di tengah ancaman resesi global. Ia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,5 persen hingga 5 persen masih cukup bagus untuk global maupun domestik.
Hendri saparini dalam konferensi pers Pansel KPPU Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan
"Kalau kita melihat lagi pasar untuk investasi di startup fintech ini bagaimana sektor konsumsi baik itu masyarakat maupun perusahaan-perusahaan, mereka sudah pulih tumbuh menjadi 5,7 persen," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga sejalan dengan sektor produksi di mana banyak industri mulai menggeliat dengan tren investasi yang cukup bagus. Untuk itu, ia menegaskan investasi akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah konsumsi rumah tangga.
"Kita butuh adanya penyesuaian terhadap model bisnis yang komersial. Saya rasa itu, ada hal yang perlu kita yakinkan untuk tidak terlalu khawatir tentang tren investasi di fintech Indonesia," pungkas Hendri.