Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Ekonomi Masih Tak Pasti, Begini Arah Kebijakan Moneter BI di 2023
30 Januari 2023 15:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara soal arah kebijakan moneter BI tahun. Ia menyebut kebijakan BI tahun ini tidak banyak berubah dari tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kebijakan itu utamanya akan diarahkan untuk mendukung stabilitas perekonomian, antara lain menurunkan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Arah kebijakan kami jelas baik tahun lalu hingga saat ini instrumen moneter kami adalah pro-stability. Konsisten pro-stability,” kata Perry dalam acara Peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1).
Untuk 4 kebijakan lainnya, yaitu kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta inklusi ekonomi hijau dan syariah, akan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi atau pro-growth.
"Kalau kaidah teori yang memang moneter hanya begitu. Tapi sekarang kami punya bauran kebijakan. Moneternya pro-stability, makroprudensialnya pro-growth," ujarnya.
Perry menggarisbawahi BI telah sukses menjaga tingkat inflasi tahun lalu. lewat kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga acuan hingga 225 basis poin. Pihaknya memandang kenaikan suku bunga ini dapat menurunkan laju inflasi sesuai target.
ADVERTISEMENT
“Kami pastikan inflasi inti di bawah 4 persen di semester I (2023), dan inflasi indeks harga konsumen setelah dampak dari base effect kenaikan harga BBM di bulan September akan di bawah 4 persen,” katanya.
“Untuk menurunkan inflasi inti kami sudah menaikkan suku bunga 225 basis poin dan pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) kemarin sudah jelas bahwa 225 basis poin ini memadai, itu jelas sekali,” lanjut Perry.
Di satu sisi, untuk arah kebijakan makroprudensial, BI telah memberlakukan kebijakan pro-growth seperti program DP 0 persen dan berbagai insentif lainnya.
“Kami akan terus berkreasi mendorong kredit bisa mencapai 10-12 persen, bahkan bisa lebih. Sejumlah bank kami lihat berpotensi melebihi 12 persen," tutur Gubernur BI.
ADVERTISEMENT