Ekonomi Menantang, BNI Masih Cetak Laba Rp 4,46 Triliun di Semester I 2020

18 Agustus 2020 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BNI tekan penyebaran virus corona. Foto: Dok. BNI
zoom-in-whitePerbesar
BNI tekan penyebaran virus corona. Foto: Dok. BNI
ADVERTISEMENT
Sepanjang semester I 2020, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau Bank BNI membukukan laba bersih Rp 4,46 triliun. Kondisi ekonomi yang menantang akibat pandemi virus corona COVIS-19, membuat laba itu turun 41,6 persen dibandingkan realisasi pada periode sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp 7,63 triliun.
ADVERTISEMENT
“BNI melewati paruh pertama tahun 2020, yang penuh tantangan akibat pandemi COVID-19, perlambatan kinerja ekonomi Indonesia dan global secara bersamaan, dengan capaian yang cukup baik dan melampaui perkiraan sebelumnya,” ungkap Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/8).
Adi menjelaskan total aset tumbuh 4,4 persen year on year (yoy) dari Rp 843,21 triliun pada laporan keuangan semester I 2019 menjadi Rp 880,12 triliun pada semester I 2020. Laju pertumbuhan aset di semester I 2020 ini relatif sama dengan tahun 2019, yang tumbuh sebesar 4,6 persen yoy.
“Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi BNI yang sangat selektif dalam melakukan ekspansi di tengah pandemi COVID-19 yang sudah mulai mewabah sejak awal tahun 2020,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jajaran direksi BNI pada Paparan Kinerja BNI Kuartal III - 2019, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Adapun pertumbuhan aset tersebut terutama ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 11,3 persen yoy, dari Rp 595,07 triliun pada paruh pertama tahun 2019 menjadi Rp 662,38 triliun pada paruh pertama 2020. Pertumbuhan DPK tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan DPK di industri per Juni 2020 yang tumbuh 7,9 persen yoy.
“Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama, yang kami maksudkan untuk memperbaiki cost of fund ke depan,” ujar Adi.
Sampai dengan semester I 2020, cost of fund menjadi 2,9 persen membaik 30 basis point (bps) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,2 persen. Membaiknya cost of fund ini mendorong penurunan beban bunga di semester I sebesar minus 5,6 persen yoy, sehingga di tengah kondisi bisnis yang menantang akibat pandemi ini, BNI dapat menjaga NIM di level 4,5 persen.
ADVERTISEMENT
“Di samping itu, kami juga melakukan langkah-langkah disiplin biaya dengan melakukan efisiensi pemakaian beban operasional, di mana pertumbuhannya dapat kami tekan hingga minus 0,3 persen yoy. Penghematan tersebut kami lakukan terutama dengan mengendalikan biaya-biaya variabel yang disebabkan adanya penyesuaian operasional dan proses bisnis pada masa pandemi,” ujarnya.