Ekonomi RI Harus Tumbuh 8 Persen untuk Keluar dari Middle Income Trap

26 November 2024 17:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kendaraan melintas dengan latar belakang gedung bertingkat di Tol Dalam Kota, Semanggi, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan melintas dengan latar belakang gedung bertingkat di Tol Dalam Kota, Semanggi, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard mengatakan ekonomi Indonesia harus tumbuh 8 persen setiap tahunnya jika ingin keluar dari middle income trap.
ADVERTISEMENT
Hal ini diutarakan Febrian saat ditanya mengenai syarat pertumbuhan ekonomi Indonesia jika ingin keluar dari negara dengan jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
“Wajib dong (ekonomi tumbuh 8 persen), hukumnya wajib bukan sunah. Ekonomi Indonesia harus tumbuh lebih cepat agar dapat keluar dari middle income trap,” kata Febrian usai acara PLN CEO Insight di Jakarta, Selasa (26/11).
Target pertumbuhan ekonomi 8 persen ini tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2025-2045.
Febrian tidak menampik target tersebut akan sulit dicapai. Terlebih angka ini masih jauh dari pertumbuhan ekonomi saat ini yang mencapai 4,95 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III 2024.
Wamen PPN/Bappenas Febrian Alfianto Rudiat saat di panggil Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
“Dalam RPJPN yang menjadi kompas pembangunan ekonomi kita 20 tahun ke depan, ini akan ada beberapa hal yang akan kita lakukan untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kita 8 persen, sesuatu yang perlu kerja keras tapi proyeksi harus selalu tinggi,” terang Febrian.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi 8 persen akan jadi acuan untuk pemerintah menjalankan pemerintahan dari segala sisi. Terlebih Febrian juga tidak menampik Indonesia telah berada dalam middle income trap ini selama kurang lebih 30 tahun.
“Tapi tentunya ini akan menjadi kompas bukan hanya teknis tapi moral kompas juga bagi seluruh pihak stakeholder untuk menggunakan ini sebagai acuan pada saat kita melakukan tugas kita masing-masing,” jelasnya.
Sebelumnya Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan selama 20 tahun terakhir. Menurutnya, fenomena stagnan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen menggambarkan bahwa Indonesia terjebak di dalam middle income trap atau negara dengan pendapatan menengah selama 30 tahun.
Hal ini diutarakan Rachmat dalam gelaran Sosialisasi Undang-undang (UU) Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (RPJPN) 2025-2045.
ADVERTISEMENT
“Ekonomi Indonesia tumbuh stagnan pada kisaran 5 persen selama 20 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan terjebak dalam pendapatan kelas menengah selama lebih dari 30 tahun," kata Rachmat di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Selasa (19/11).
Sehingga menurut Rachmat transformasi ekonomi ke depan diarahkan untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap, dengan mendorong peningkatan produktivitas sektor ekonomi.