Ekonomi Singapura Tumbuh 4 Persen di 2024

2 Januari 2025 13:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lalu lintas di Singapura. Foto: AFP/ROSLAN RAHMAN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lalu lintas di Singapura. Foto: AFP/ROSLAN RAHMAN
ADVERTISEMENT
Ekonomi Singapura tumbuh 4,0 persen pada tahun 2024. Pertumbuhan tahunan ini jadi yang tercepat pascapandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data awal pemerintah Singapura pada Kamis (2/1), pertumbuhan ekonomi meningkat dari ekspansi 1,1 persen pada 2023 dan 3,8 persen pada 2022.
Mengutip Reuters, Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura naik 4,3 persen pada kuartal keempat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi ini melebihi prediksi Kementerian Perdagangan Singapura pada November 2024, yang memperkirakan pertumbuhan 1 persen hingga 3 persen pada tahun 2025.
Berdasarkan basis musiman yang disesuaikan secara kuartalan, PDB tumbuh 0,1 persen pada periode Oktober-Desember.
Ekonom Maybank Chua Hak Bin menilai Singapura memulai tahun dengan baik, dengan pertumbuhan tinggi dan inflasi di bawah 2 persen.
"Pengalihan rantai pasokan ke Asia Tenggara dan pemuatan pengiriman di awal menjelang potensi tarif AS yang lebih tinggi akan terus memacu pertumbuhan manufaktur pada paruh pertama tahun 2025," kata Chua sebagaimana dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tingkat inflasi tahunan pada November sebesar 1,9 persen merupakan yang terendah dalam hampir 3 tahun, sehingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter pada tinjauannya di bulan Januari, meskipun para analis meyakini bank sentral mungkin akan menunggu hingga akhir tahun 2025 untuk menilai dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump yang akan datang.
Otoritas Moneter Singapura mempertahankan kebijakannya pada tinjauan Oktober karena data menunjukkan laju aktivitas meningkat. Tinjauan berikutnya akan dilakukan sebelum akhir bulan.
Sebelumnya, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memproyeksi ekonomi global masih akan tetap tumbuh dalam dua tahun ke depan asalkan kebijakan pembatasan produk impor dari negara-negara tak merusak pemulihan perekonomian dunia.
Setelah perdagangan global terguncang pada tahun lalu, perekonomian global mulai pulih dan tumbuh secara volume pada tahun depan mencapai 3,6 persen.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, terdapat sejumlah tantangan seperti perang dagang, pembatasan impor barang.
"Peningkatan tensi perdagangan seperti protektionisme mungkin akan mengganggu rantai pasok, dan menaikkan harga barang, dan berdampak buruk bagi pertumbuhan," tulis laporan OECD.
Proyeksi pertumbuhan global pada tahun depan terlihat suram setelah Presiden terpilih AS, Donald Trump, menyatakan akan meningkatkan tarif impor produk-produk kepada mayoritas negara-negara lain.
OECD memperkirakan, pertumbuhan AS akan berkurang dari 2,8 persen tahun ini menjadi 2,4 persen pada tahun 2025 dan 2,1 persen pada tahun 2026.