Ekonomi Suriah Mulai Bangkit Usai Rezim Assad Tumbang, Gaji PNS Naik 300%

26 Desember 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 orang-orang merayakan penggulingan presiden Suriah Bashar al-Assad di dekat patung Pedang Damaskus yang terkenal di Umayyad Square di pusat kota Damaskus pada tanggal 13 Desember 2024.  Foto: Sameer Al-Doumy/AFP
zoom-in-whitePerbesar
orang-orang merayakan penggulingan presiden Suriah Bashar al-Assad di dekat patung Pedang Damaskus yang terkenal di Umayyad Square di pusat kota Damaskus pada tanggal 13 Desember 2024. Foto: Sameer Al-Doumy/AFP
ADVERTISEMENT
Perekonomian Suriah mulai bangkit usai rezim Bashar al-Assad digulingkan 8 Desember 2024. Jatuhnya kekuasaan Assad ditandai dengan pasukan oposisi berhasil menguasai ibu kota Damaskus memberikan kelegaan bagi warga dan ekonomi Suriah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Anadolu, Kamis (26/12), runtuhnya rezim Assad tidak hanya menyingkirkan kekuatan penindas dari militer, polisi, dan mafia, tapi juga menandai dimulainya babak baru perekonomian. Di bawah pemerintahan baru, pembatasan keras terhadap perdagangan mata uang, yang dulunya dapat dihukum hingga tujuh tahun penjara, telah dicabut, bersama dengan denda yang besar.
Berdasarkan pernyataan pemerintah, peraturan impor dan ekspor juga telah dilonggarkan usai Assad tumbang. Pun dengan gaji sektor publik seperti PNS melonjak hingga 300 persen.
“Sejak 8 Desember, semuanya berubah 180 derajat,” kata Wisam Bakdash, manajer generasi ketiga Bakdash Ice Cream di Al-Hamidiyah Souq.
Menurut dia, bank-bank telah dibuka kembali dan antrian panjang kini menjadi pemandangan umum di ATM di seluruh Damaskus. Harga-harga komoditas seperti tepung, gula, dan bahan bakar mulai turun. Di bawah rezim Assad, tentara yang bergaji USD 35 per bulan dilaporkan bertindak sebagai mafia, memeras uang dari warga dan bisnis.
Sejumlah warga berjalan disekitar instalasi pohon natal di Damaskus, Suriah, Kamis (19/12/2024). Foto: Ammar Awad/Reuters
Sebelumnya, para pejabat tinggi rezim memonopoli barang-barang kebutuhan pokok, menaikkan harga melalui suap dan skema pasar gelap.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang berbelanja saat mereka bahagia, tapi ketakutan membuat mereka tidak membeli. Sekarang, ekonomi, keamanan masyarakat, dan bahkan wajah mereka telah berubah. Orang-orang yang dulunya murung, sekarang tersenyum,” kata Bakdash kepada Anadolu.
Dia menuturkan, penghapusan pembatasan penukaran mata uang telah menyebabkan harga-harga turun, membuat barang-barang kebutuhan pokok seperti gula dan salep menjadi lebih terjangkau. Tokoh-tokoh yang terkait dengan rezim sebelumnya mengendalikan barang-barang ini untuk menaikkan harga demi keuntungan pribadi.

Tanda-tanda kebangkitan

Pasar terbesar di Suriah, Al-Hamidiyah Souq, yang dibangun pada era Ottoman, bahkan telah kembali bergairah. Papan-papan nama toko kini mengiklankan penukaran mata uang dalam dolar, euro, dan lira Turki, sementara para pedagang kaki lima memanggil para calon pelanggan.
Membawa mata uang asing, yang dulunya merupakan kejahatan yang bisa dihukum penjara, kini menjadi hal yang biasa, dan warga Suriah secara terbuka memperjualbelikan uang di pasar.
Foto udara ini menunjukkan orang-orang merayakan penggulingan presiden Suriah Bashar al-Assad di dekat patung Pedang Damaskus yang terkenal di Umayyad Square di pusat kota Damaskus pada tanggal 13 Desember 2024. Foto: Omar Haj Kadour/AFP
Sebuah spanduk yang merayakan pembebasan Suriah tergantung dengan jelas di pasar, sementara lingkungan Kristen di Kota Tua Damaskus dihiasi dengan dekorasi Natal yang meriah. Warga dengan pakaian warna-warni terlihat meninggalkan gereja-gereja, menambah semarak suasana kota.
ADVERTISEMENT
Kebangkitan ekonomi juga terlihat dalam praktik bisnis. Mesin penghitung uang, yang dulunya jarang ditemukan, kini ada di mana-mana di toko-toko dan pasar. Dengan uang kertas Suriah yang paling besar-5.000 lira (USD 0,50) - hanya cukup untuk membeli setengah liter air, warga Suriah sering membawa segepok uang tunai untuk transaksi sehari-hari. Meskipun kartu bank dapat digunakan, biaya rekening yang tinggi membuat banyak orang enggan menggunakannya.
Presiden Suriah Bashar al-Assad dan istrinya Asma tiba untuk makan malam di Petit Palais, setelah menghadiri KTT pendirian Union for the Mediterranean di Paris pada tanggal 13 Juli 2008 di Paris. Foto: GERARD CERLES/AFP
Bashar al-Assad, yang memerintah Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah pasukan anti-rezim merebut Damaskus pada 8 Desember, yang mengakhiri cengkeraman Partai Baath selama 61 tahun.
Pengambilalihan kekuasaan oleh oposisi ini terjadi setelah serangan cepat oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), di mana kota-kota utama jatuh dalam waktu kurang dari dua minggu.
ADVERTISEMENT