Ekosistem Baterai EV RI-China-Korsel Diteken Desember 2023, Investasi Rp 93 T

30 November 2023 14:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Keuangan dan Manajen Risiko Elisabeth RT Siahaan, Direktur Utama Nicholas Kanter, dan Direktur pengembangan usaha I Dewa Bagus Wirantaya saat RUPS PT Aneka Tambang (Antam) di Hotel Borobudur. Foto: Alfadillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Keuangan dan Manajen Risiko Elisabeth RT Siahaan, Direktur Utama Nicholas Kanter, dan Direktur pengembangan usaha I Dewa Bagus Wirantaya saat RUPS PT Aneka Tambang (Antam) di Hotel Borobudur. Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau Antam siap meneken pembentukan joint venture (JV) proyek ekosistem baterai kendaraan listrik bersama perusahaan asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), di Desember 2023.
ADVERTISEMENT
Direktur Pengembangan Usaha Antam, I Dewa Wirantaya menjelaskan, skema kerja sama proyek kendaraan listrik dari hulu ke hilir tersebut. Di sektor hilir (downstream), Antam akan bekerja sama dengan anak perusahaan BUMN, Indonesia Battery Corporation (IBC).
Dalam hal ini, Antam dan IBC menggandeng anak usaha CATL yakni Hong Kong CBL Limited (HKCBL).
"Untuk di downstream sendiri, Antam masuk melalui korporasi IBC, dan IBC dengan CBL akan berpartner di downstream," jelasnya saat Public Expose Live 2023, Kamis (30/11).
Kemudian skema kerja sama di hulu (upstream) alias pertambangan nikel, lanjut dia, Antam sebagai pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) di kawasan Buli, Halmahera Timur merupakan mayoritas melalui anak usaha PT Sumberdaya Arindo (SDA).
Lalu di midstream, Antam juga ambil bagian sebagai minoritas dalam pengembangan fasilitas pengolahan mineral (smelter) Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High-Pressure Acid Leach (HPAL).
ADVERTISEMENT
"Kami saat ini sedang menyelesaikan conditional precedence untuk melakukan JV sign, dan kita harapkan di Desember ini dilakukan JV sign kemudian closing transaksi dari seluruh JV yang ada," ungkap Dewa.
Unit Bisnis Pertambangan Bauksit PT ANTAM di Tayan, Kalimantan Barat. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Selain itu, kerja sama ini juga mencakup pembangunan pabrik material baterai, pabrik baterai, dan pabrik daur ulang baterai. Mega proyek tersebut diestimasikan membutuhkan capital expenditure (capex) hingga USD 6 miliar atau sekitar Rp 93 triliun (kurs Rp 15.500).
"Ini adalah proyek integrasi dari hulu ke hilir, tentunya butuh penyerapan modal yang sangat besar. Mungkin estimasi capex antara USD 4-6 miliar di luar fasilitas infrastruktur dari power plant supply," tuturnya.
Dewa memaparkan, keputusan Antam yang menggandeng CATL melalui HKCBL ini adalah tepat mengingat CATL merupakan perusahaan baterai kendaraan listrik terbesar di China, yang menguasai 30 persen pangsa pasar di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
"Hongkong CBL ini di baliknya ada CATL dan saat ini memiliki 30 persen market EV battery di dunia. Ini adalah salah satu power strenght atau kekuatan kita dalam membangun kerja sama dengan Hongkong CBL tersebut," pungkasnya.
Sebelumnya, proyek grand package baterai kendaraan listrik yang digarap konsorsium LG dan konsorsium BUMN Indonesia tertunda setelah diterbitkannya aturan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat yang mempengaruhi rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia.
Mega proyek senilai USD 9,8 miliar atau Rp 142 triliun ini merupakan proyek kerja sama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC, yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco Future M, Antam dan IBC.
Unit Bisnis Pertambangan Bauksit PT ANTAM di Tayan, Kalimantan Barat. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mendapatkan kepastian komitmen LG untuk melanjutkan investasi ini usai bertemu Chief Executive Officer (CEO) LG Energy Solution Young Soo Kwon, Kementerian Investasi, Jakarta, Kamis (3/8).
ADVERTISEMENT
Bahlil mengungkapkan apresiasinya kepada para pihak yang telah sepakat dan berkomitmen untuk melanjutkan proyek grand package kerja sama ini setelah sempat terkendala kebijakan di AS.
Bahlil mengungkapkan pemerintah akan sigap membantu percepatan realisasi investasi proyek. Apalagi nilai proyek mencapai Rp 142 triliun yang digagas hasil pertemuan kedua kepala negara Indonesia dan Korea sejak tahun 2019 yang lalu.
“Pemerintah mengapresiasi komitmen LG untuk melanjutkan realisasi investasi ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, Kementerian Investasi berkomitmen terus mengawal proses perizinan dan kemudahan investasi LG di Indonesia agar cepat terealisasi dan memberikan manfaat khususnya kedua negara Indonesia dan Korea. ungkap Bahlil, dikutip Jumat (4/8).
Adapun langkah awal proyek ini dimulai dari pembangunan pabrik sel baterai di Karawang dengan total investasi sebesar USD 1,1 miliar di mana pabrik tersebut akan memproduksi secara komersial sel baterai sebanyak 10 GWh pada April 2024.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya investasi mega proyek akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik smelter, prekursor dan katoda, serta kerja sama pertambangan yang saat ini dimiliki ANTAM di Buli, Halmahera.