Ekspektasi Gaji Tinggi Bisa Bikin Susah Dapat Kerja

8 Maret 2019 8:18 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan harus tahu hutang masing-masing. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan harus tahu hutang masing-masing. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Setiap pencari kerja tentu memiliki standar sendiri dalam menentukan batasan gaji yang akan diminta ketika wawancara kerja. Ada yang mengajukan jumlah gaji yang seadanya hingga jumlah gaji yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, mengharapkan gaji yang terlampau tinggi bisa membuat para pekerja susah mendapat pekerjaan.
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengemukakan, biasanya hal ini banyak terjadi pada kalangan lulusan baru.
“Milenial itu punya ekspektasi yang sangat berlebihan. Mereka suka membandingkan dirinya dengan teman, ketika temannya dapat gaji pertama Rp 7 juta, dia pikir itu patokan besaran gajinya,” katanya kepada kumparan, Jumat (8/3).
Padahal, menurutnya, kalangan milenial tadi belum memberikan kontribusi apapun. Karenanya, para pekerja lulusan baru diimbau untuk tidak mengharapkan gaji yang tinggi di awal mencari kerja.
Ilustrasi manajemen keuangan keluarga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Tantangan lain yang dihadapi kalangan milenial dalam mencari kerja adalah tahan uji. Para pencari kerja tentu ingin agar mereka mendapat calon karyawan yang tidak mudah menyerah. Hanya saja, para milenial justru disebut sering mudah menyerah.
ADVERTISEMENT
“Ini terasa sekali, kalangan milenial itu sering gampang menyerah,” ucapnya.
Menurut Rhenald, kalangan milenial yang tekun dan tidak memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap gaji justru bisa saja mendulang sukses nantinya. Asal, mereka tidak terlalu perhitungan terhadap jumlah gaji dengan kinerja yang dihasilkan.
“Setiap orang punya angka start/gaji awalnya mereka. Namun, saat kita justru tidak mempermasalahkan itu dan bekerja, bisa saja gaji yang tadinya di bawah Rp 7 juta jadi naik melebihi angka itu,” pungkasnya.