Ekspor CPO Januari Merosot, Kemendag: 3,93 Juta Ton Siap Dilepas setelah Lebaran

20 Februari 2023 14:26 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kinerja ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) pada turun cukup dalam. BPS merilis, ekspor CPO pada Januari 2023 turun 36,26 persen secara bulanan (mtm).
ADVERTISEMENT
Adapun melalui aturan Domestic Market Obligation (DMO), pengusaha dapat mengantongi izin ekspor CPO ketika sudah memproduksi MinyaKita.
Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Kasan menjelaskan pihaknya sudah mengantisipasi hal tersebut melalui berbagai cara seperti adanya insentif produsen yang memproduksi MinyaKita, aturan DMO, hingga adanya deposito izin ekspor yang ditahan untuk dilepaskan setelah lebaran nanti.
"Kemarin hak ekspor mereka ada 5,9 juta ton, hampir 6 juta ton. Hanya boleh dicairkan sepertiganya. Dua per tiganya (3,93 juta ton) tidak bisa dicairkan sampai nanti setelah lebaran," kata Kasan saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (20/2).
Kasan mengatakan, produksi CPO memang sempat turun. Namun dalam sepekan terakhir, harga CPO telah naik dan ini akan disambut produsen dengan meningkatkan produksi mereka.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau ekspor bergerak, DMO otomatis jalan. Karena kita depositonya belum bisa dicairkan sampai lebaran," pungkas dia.