Ekspor-Impor Anjlok, Neraca Perdagangan Mei 2020 Surplus USD 2,09 Miliar

15 Juni 2020 12:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia sepanjang Mei 2020 surplus USD 2,09 miliar. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yang defisit USD 0,35 miliar.
ADVERTISEMENT
Secara kumulatif, sejak Januari-Mei 2020, neraca perdagangan surplus USD 4,31 miliar, jauh lebih besar dibandingkan periode yang sama 2019 yang defisit USD 2,68 miliar.
"Surplus ini kurang menggembirakan karena ekspornya turun 28,95 persen (yoy), impornya turun jauh lebih dalam 42,20 persen (yoy)," ujar Kepala BPS Suhariyanto saat video conference, Senin (15/6).
Ekspor
Secara rinci, nilai ekspor selama bulan lalu USD 10,53 miliar, turun 13,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm) dan turun 28,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Ekspor migas mencapai USD 650 juta, turun 42,64 persen (yoy). Dan ekspor nonmigas mencapai USD 9,88 miliar atau turun 27,81 persen (yoy).
Berdasarkan sektornya, seluruh sektor mengalami penurunan. Ekspor pertambangan dan lainnya anjlok 38,11 persen (yoy) menjadi USD 1,33 miliar.
ADVERTISEMENT
Ekspor pertanian turun 25,48 persen (yoy) menjadi USD 240 juta. Sementara ekspor industri pengolahan turun 25,90 persen (yoy) menjadi USD 8,31 miliar.
Selama Mei 2020, Australia, Mesie, dan Spanyol menjadi negara tujuan ekspor nonmigas yang mengalami kenaikan tertinggi, masing-masing mencapai USD 46,2 juta, USD 21,9 juta, dan USD 15,7 juta.
Sedangkan ekspor RI ke Singapura anjlok USD 335,8 juta, Jepang turun USD 215,7 juta, dan AS turun USD 206,6 juta. Secara kumulatif Januari-Mei 2020, total ekspor RI mencapai USD 60,96 miliar, turun 3,50 persen (yoy).
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Impor
Selama Mei 2020, impor tercatat USD 8,44 miliar, merosot 32,65 persen (mtm) dan anjlok hingga 42,20 persen (yoy).
Impor migas mencapai USD 660 juta, turun 69,87 persen (yoy). Sementara impor nonmigas sebesar USD 7,78 miliar, turun 37,34 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penggunaan barangnya, seluruh impor mengalami penurunan secara tahunan maupun bulanan. Secara rinci, impor konsumsi mencapai USD 930 juta, turun 39,83 persen (yoy).
Impor bahan baku penolong mencapai USD 6,11 miliar, turun 43,03 persen (yoy), dan impor barang modal turun 40,0 persen (yoy) menjadi USD 1,39 miliar.
Selama bulan lalu, impor nonmigas dari Afrika Selatan, Rusia, dan Republik Cheska mencatatkan kenaikan tertinggi. Masing-masing kenaikannya adalah USD 54,5 juta, USD 33,5 juta, dan USD 25,3 juta.
China, Jepang, dan Thailand mengalami penurunan masing-masing sebesar USD 1,41 miliar, USD 672,4 juta, dan USD 321,3 juta.
Secara kumulatif sejak Januari-Mei 2020, impor nonmigas mencapai USD 53,29 miliar, turun 14,10 persen (yoy).
ADVERTISEMENT