Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ekspor Industri Pertahanan Indonesia Capai Rp 4 Triliun
26 November 2018 12:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Industri strategis nasional Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang industri pertahanan telah meningkatkan kemampuan produksi alat utama sistem pertahanan (alutsista ), hingga bisa mencatatkan ekspor senilai USD 284,1 juta atau setara lebih dari Rp 4 triliun.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabarahanan), Laksda TNI Agus Setiadji mengatakan, strategi industri pertahanan nasional berupaya terus meningkatkan kemandiriannya pada satu sisi, serta daya saing pada sisi yang lain.
“Dari data didapatkan bahwa nilai transaksi ekspor yang dibukukan empat industri pertahanan yaitu PT PAL, PT Pindad, PT DI dan PT Luindin selama kurun 2015-2018 tercatat mencapai USD 284,1 Juta,” katanya dalam Forum Merdeka Barat 9, yang berlangsung di Surabaya, pekan lalu.
Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa industri pertahanan dalam negeri sudah sedemikian berkembang dan menjadi salah satu pesaing bagi industri pertahanan di dunia.
Dikutip dari laman Kemenhan, Agus memaparkan ekspor senilai lebih dari Rp 4 triliun itu, yang terbesar disumbangkan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Industri penerbangan BUMN itu mengekspor pesawat terbang CN-235 dan NC-212 yang diproduksi atas lisensi dari Airbus, dengan total senilai USD 161 juta.
ADVERTISEMENT
Sementara itu industri perkapalan milik negara yakni PT PAL , mencatatkan ekspor senilai USD 86,9 juta, berupa penjualan dua unit Kapal Strategic Sealift Vessel (SSV) ke Filipina. Sementara PT Pindad, meraup ekspor USD 32,6 Juta dari penjualan amunisi dan senjara.
Selain BUMN industri pertahanan, ekspor alutsista juga diraih perusahaan swasta yakni PT Lundin Industry Invest, yang mengekspor kapal Sea Rider ke Rusia dan Swedia nilai USD 3,6 Juta.
Sedangkan untuk kinerja penjualan industri pertahanan ke pasar dalam negeri, mencapai Rp 4,5 trilliun.
“Ke depan kita akan mengembangkan lagi. Tahun ini kita mengalokasikan khusus PDN (Pengadaan Dalam Negeri) untuk industri pertahanan senilai Rp 3,8 triliun. Dan tidak boleh beli dari luar, harus dari dalam negeri sehingga potensi industri pertahanan bisa dikembangkan," pungkas Agus
ADVERTISEMENT