Ekuitas Masih Negatif, Garuda Indonesia Absen Bagi Dividen

22 Mei 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 PT Garuda Indonesia (Persero), Rabu (22/5/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 PT Garuda Indonesia (Persero), Rabu (22/5/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengatakan tidak ada pembagian dividen dari kinerja keuangan tahun buku 2023, karena masih mencatatkan ekuitas yang negatif.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Prasetio, mengatakan penggunaan laba untuk dividen kepada pemegang saham belum bisa dilaksanakan, meskipun perusahaan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar USD 251,9 juta atau setara Rp 4 triliun di 2023.
Dengan demikian, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Garuda Indonesia Tahun Buku 2023 menyetujui tidak ada pembagian dividen sebagai penggunaan laba bersih tahun 2023.
“Sesuai ketentuan karena kita masih negative equity, laba bersih itu hanya diperbolehkan untuk mengurangi negative equity, tidak bisa dibagi sebagai dividen kepada pemegang saham,” ungkapnya saat konferensi pers RUPST Garuda Indonesia, Rabu (22/5).
Sebelumnya, Garuda Indonesia mencatatkan laba tahun berjalan USD 251,9 miliar sepanjang tahun 2023, didukung oleh pendapatan usaha konsolidasi tahun 2023 tumbuh sebesar USD 2,9 miliar atau naik 40 persen dibanding pendapatan tahun sebelumnya USD 2,1 miliar.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Pendapatan usaha tersebut didorong dari pendapatan penerbangan berjadwal yang naik 41 persen yoy menjadi USD 2,37 miliar dari sebelumnya USD 1,68 miliar.
ADVERTISEMENT
Penerbangan berjadwal penumpang tumbuh 52 persen dari tahun sebelumnya menjadi USD 2,21 miliar. Sementara pendapatan penerbangan tidak berjadwal juga mencatat pertumbuhan hingga 65 persen atau sebesar USD 288,03 juta dari tahun sebelumnya yaitu USD 174,81 juta.
Pendapatan penerbangan haji di tahun 2023 menyumbang kenaikan signifikan hingga 145 persen menjadi USD 235,17 juta dibandingkan tahun sebelumnya yaitu USD 92,48 juta. Kemudian, pendapatan lain-lain turut naik 15 persen dari kinerja 2022 menjadi USD 270,58 juta.