El Nino Kurangi 30% Lahan Tanam, Amran Genjot Produksi Padi Lewat Pompanisasi

27 Februari 2024 13:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi petani di sawah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petani di sawah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pengairan atau pompanisasi di sawah-sawah kering akibat el nino, untuk menggenjot produksi padi.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menuturkan akibat el nino ini, Indonesia kehilangan 20 hingga 30 persen luas lahan tanam padi yang mengakibatkan produksi berkurang.
"Kita akan lakukan pompanisasi sungai-sungai besar seperti Bengawan Solo, mengantisipasi dampak el nino saat ini yang terjadi, karena ada el nino dahsyat dampaknya, menurunkan luas tanam itu 20-30 persen," kata Amran di Kantor Kementan pada Selasa (27/2).
Di Jawa contohnya, lanjut Amran, program pompanisasi ini mengairi lahan persawahan dan memompa air sungai-sungai besar seperti di sungai Bengawan Solo juga sungai Cimanuk.
Cara kerja program ini adalah dengan menarik air dengan mesin pompa lalu dialirkan melalui sistem terbuka dari satu sawah ke sawah lainnya. Amran berharap dapat program ini dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari satu kali panen menjadi dua kali panen.
ADVERTISEMENT
"Kita ini preventif bukan kuratif, kita pompa ke sawah-sawah tadah hujan, kemudian kita optimalisasi rawa yang IP-nya itu hanya satu kali kita jadikan dua kali," tambah Amran.
Lebih lanjut Amran bilang, cadangan beras Indonesia sudah aman dengan hasil produksi beras selama panen raya mulai Maret hingga Mei. Sedangkan pompanisasi ini menurutnya akan mengamankan cadangan beras bakal kebutuhan masyarakat Indonesia usai Ramadan.
“Yang terakhir produksi kita untuk bulan Maret, April, Mei, Juni Insya Allah aman, sekarang sudah mulai musim panen, hanya saja kita harus persiapkan lagi di Juni Juli, Agustus, September dan Oktober,” jelas Amran.
“Jangan biarkan air hujan yang jatuh di bumi Indonesia kemudian mengalir ke lautan tanpa jadi apa-apa, semua air hujan yang jatuh di bumi Indonesia kita pompa dan menjadi pangan,” imbuh Amran.
ADVERTISEMENT
Dalam program ini, Amran menggaet Universitas Pertahanan, Kementerian PUPR dan juga antisipasi bencana dari BNPB untuk membangun sarana pompanisasi dan pipanisasi.
Rektor Unhan Letjen TNI Jonni Mahroza menuturkan saat ini telah terairi hampir 1.000 hektare lahan pertanian di Gunung Kidul Yogyakarta sebagai pilot project dari program ini.
Mentan Andi Amran Sulaiman di Lapangan Benteng, Kota Medan, pada Senin (5/2/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
“Kami dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia dapat bagian tugas untuk membantu pompanisasi dan pipanisasi untuk menyediakan air untuk pengairan, sudah kami lakukan saat ini di Gunung Kidul untuk 1.000 hektare, sudah hampir selesai 90 persen,” kata Jonni dalam kesempatan yang sama pada Selasa (27/2).
Jonni bilang, setelah 1.000 hektare lahan tersebut berhasil terairi, pompanisasi akan lanjutkan untuk 10.000 hektar dan selanjutnya.
Adapun total lahan yang akan dilakukan pompanisasi di Indonesia adalah 1 juta hektare, terdiri dari 10 titik lumbung pangan yang ada di Pulau Jawa dan Luar Jawa.
ADVERTISEMENT
“Kita akan bantu untuk pipanisasi dan pompanisasi yang menjadi target dari Bapak Menteri Pertanian yaitu 500.000 hektar di Jawa dan 500.000 hektar di luar Jawa,” jelas Jonni.
Meskipun, Jonni menyebut belum menghitung perkiraan penurunan dampak el nino terhadap lahan tanam padi dengan program pompanisasi ini.
“Belum hitung tapi yang jelas kita berbuat dulu apa yang bisa, tentu ada hitung-hitungannya dari (Kementerian) Pertanian dan Bulog,” ujarnya.