Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Elektrifikasi Jalur Maja-Rangkasbitung Telan Anggaran Rp 172 Miliar
30 Januari 2017 20:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) punya peran besar dalam mengelektrifikasi jalur kereta api (KA) dari Stasiun Maja menuju Stasiun Rangkasbitung sepanjang 17 Kilometer (Km). Dengan cara tersebut, jalur elektrifikasi Maja-Rangkasbitung terhubung dengan jalur elektifikasi Tanah Abang-Maja sepanjang 55,5 Km.
ADVERTISEMENT
Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Direktorat Jenderal Perkeretaapian Joice Hutajulu mengungkapkan elektrifikasi jalur Maja-Rangkasbitung sepanjang 17 Km menelan anggaran hingga Rp 172 miliar.
"Untuk elektrifikasi itu Maja-Rangkasbitung biaya Rp 172 miliar," kata Joice kepada kumparan, Senin (30/1).

Anggaran tersebut digunakan sepenuhnya untuk membangun fasilitas elektrifikasi seperti pengadaan tiang pancang dan instalasi listrik. Proyek ini mulai dibangun sejak tahun 2014.
"Proyek elektrifikasi rute Rangkasbitung sudah dilakukan sejak 2014," imbuhnya.
Mengenai waktu pengoperasian Kereta Rel Listrik (KRL), Joice belum mau mengungkapkan. Namun ia memberi sinyal bila pengoperasian akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Untuk saat ini kita belum bisa umumkan tanggal pastinya, karena memang harus menunggu persiapan yang saat ini masih dilakukan pengecekan oleh temen temen di lapangan," jelas Joice.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, VP Corp Communication PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan elektrifikasi jalur Maja-Rangkabitung sangat tepat guna memudahkan masyarakat mendapatkan moda transportasi yang cepat dan murah. Apalagi kawasan Maja, Citeras hingga Rangkasbitung adalah daerah penyangga ibu kota.
"Rencana pemerintah untuk terus memperluas jaringan KRL karena memiliki daya angkut yang jauh lebih besar untuk mempermudah transportasi dari daerah-daerah penyangga di luar ibu kota, mengingat pengembangan wilayah untuk pemukiman penduduk agar lebih menyebar juga tengah dilakukan sehingga perekonomian di berbagai kawasan dapat tumbuh merata," tutupnya. (Novan Nurul Alam)