Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Elon Musk Bakal Bantu Akses Internet di Jalur Gaza yang Mati Total
29 Oktober 2023 13:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemilik SpaceX, Elon Musk , akan membantu memberikan akses internet di Jalur Gaza . Akses internet dan komunikasi di wilayah tersebut mati total di tengah memanasnya konflik Hamas-Israel.
ADVERTISEMENT
“Starlink akan mendukung sambungan komunikasi bagi organisasi bantuan yang diakui internasional di Gaza,” tulis cuitan Elon Musk di X, dikutip dari Reuters, Minggu (29/10).
Pemadaman telepon dan internet mengisolasi orang-orang di Jalur Gaza ke dunia luar dan satu sama lain. Sehingga panggilan baik untuk orang terdekat, ambulans, maupun kolega di tempat lain menjadi mustahil karena Israel memperluas serangan udara dan daratnya.
Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional menjelaskan pemadaman listrik yang dimulai Jumat (27/10) malam memperburuk situasi yang sudah menyedihkan karena menghambat penyelamatan dan mencegah kontak dengan staf mereka di lapangan.
SpaceX tidak menanggapi komentar Reuters terkait bagaimana mereka memastikan koneksi Starlink digunakan oleh organisasi bantuan dan bukan oleh kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza.
ADVERTISEMENT
Menanggapi postingan Elon Musk di X, Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi menegaskan Israel akan menggunakan segala cara untuk melawan hal ini.
“Hamas akan menggunakannya untuk kegiatan teroris. Mungkin Musk bersedia mengkondisikan dengan membebaskan bayi, putra, putri, orang lanjut usia yang kami culik. Semuanya! Saat itu, kantor saya akan memutuskan hubungan apa pun dengan Starlink," tulis Karhi.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, satelit Starlink menjadi penting untuk menjaga konektivitas internet di sebagian wilayah meskipun ada upaya gangguan dari Rusia.
Sejak saat itu, Elon Musk menolak memperluas cakupan wilayah Krimea yang diduduki Rusia, dan menolak mengizinkan satelitnya digunakan untuk serangan Ukraina terhadap pasukan Rusia di sana.