Emak-emak di Bali Serbu Pegadaian Jelang Hari Galungan, Transaksi Capai Rp 300 M

22 April 2025 12:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Pegadaian Denpasar, Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Pegadaian Denpasar, Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pegadaian Kantor Wilayah VII Bali Nusra mencatat nilai transaksi gadai meningkat tiga persen dibandingkan hari-hari biasa untuk memenuhi kebutuhan hari raya Galungan pada Rabu (22/4) dan Kuningan, pada Sabtu (3/5).
ADVERTISEMENT
Kepala Bagian Analisa bisnis dan Evaluasi Kinerja Pegadaian Wilayah VII Denpasar I Made Jaya Merta mengungkap nilai transaksi gadai mencapai Rp 300 miliar.
"Saat ini memang ada yang melakukan pelunasan namun lebih banyak yang melakukan gadai untuk kebutuhan hari raya (Galungan dan Kuningan)," katanya di Kantor Pegadaian VII Bali Nusra, Selasa (22/4).
Merta mengatakan transaksi gadai yang paling dominan adalah gadai emas seperti perhiasan cincin, kalung, dan anting. Masyarakat yang menggadaikan perhiasan sebagian besar adalah emak-emak.
"Perhiasan yang banyak. Nasabah di sini rata-rata emak-emak. Jadi kebanyakan digadai adalah perhiasan dan logam mulia," kata dia.
Selain karena kebutuhan hari raya, lanjut Merta, peningkatan nasabah yang menggadaikan emasnya juga didorong oleh lonjakan harga emas saat ini.
ADVERTISEMENT
"Tahun ini lebih meningkatkan sih pegadaian untuk transaksi harga emas. Ketika harga emas naik saya yakin transaksi di pegadaian meningkat," kata dia.
Ni Luh Putu Sari (29), salah satu warga Kota Denpasar sempat menarik tabungan investasi emas membantu keluarga menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Sari merasa beruntung tabungan emas Rp 100 ribu per bulan sejak tahun 2024 lalu bisa ditarik menjadi Rp 1,5 juta tahun 2025 ini.
"Untung harga emas naik jadi bisa membantu biaya di rumah," katanya.
Semeton Teruna Teruni Denpasar saat ngayah serangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (rangkaian perayaan hari Raya Galungan dan Kuningan) di Pura Agung Besakih, Karangasem, pada Kamis (17/4/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sementara itu, menurut A.A Sintha Prama Dewi (30), masyarakat setidaknya membutuhkan minimal Rp 1-2 juta untuk kebutuhan upacara pada hari raya Galungan.
"Kebutuhan di hari raya Galungan itu untuk busung itu saja Rp 70 ribu, bunga 100 Rp ribu, penjor Rp 300 ribu, buah Rp 300 ribu, jaje Rp 100 ribu, daging Rp 100 per kilo ayam merah Rp 130 ribu, itu sudah standar banget dan belum termasuk bahan yang lain," katanya.
ADVERTISEMENT
Perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan diperingati setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali berdasarkan Kalender Saka Bali.
Makna dari Hari Raya Galungan adalah untuk merayakan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
Sedangkan, Hari Raya Kuningan adalah untuk merayakan kembalinya para dewa dan leluhur ke surga. Salah satu tradisi dalam rangkaian perayaan Galungan dan Kuningan adalah pemasangan penjor di depan rumah penduduk.