Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Emas Banyak Diserbu, Jangan FOMO Kalau Tak Siap Investasi Jangka Panjang
18 April 2025 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam terus melejit karena perang tarif impor Presiden AS Donald Trump ke banyak negara, termasuk Indonesia. Karena tren harga yang naik bikin masyarakat berbondong-bondong beli.
ADVERTISEMENT
Head of Research & Edukasi Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan ramainya toko emas karena masyarakat FOMO (Fear of Missing Out), tak mau ketinggalan berburu karena harganya terus naik.
“Ini gejala FOMO yang biasa terjadi di masyarakat dan juga pengaruh dari harga emas yang terus mencetak level tinggi baru,” ujar Ariston kepada kumparan, Jumat (18/4).
Berinvestasi emas boleh saja, tapi dia menekankan bahwa komoditas ini sama seperti aset keuangan lainnya yaitu memiliki sifat yang sangat bergantung pada aset fundamental dan dipengaruhi berbagai sentimen.
Meski saat ini trennya terus naik, tak menutup kemungkinan harganya terkoreksi. Karena itu, dia mengimbau investor emas tidak usah panik dan bisa menahan diri untuk tidak langsung menjual karena emas merupakan instrumen investasi jangan panjang.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, investor juga harus memperhatikan perbedaan atau spread harga beli dan harga buyback (harga jual kembali) yang berjarak cukup besar sekitar Rp 100-150 ribu per gram. Investor malah bisa rugi kalau harga buyback atau jualnya di bawah harga waktu beli,” kata Ariston.
Perencana keuangan Mike Rini juga menyebut emas tidak selalu memberi keuntungan instan karena selisih harga beli dan jual kembali cukup jauh. Kalau mau untung, investor harus sabar menunggu agar harga buyback-nya lebih tinggi dari harga beli.
“Masalahnya menunggu saat yang tepat untuk jual kembali itu kan belum tahu sampai kapan,” ujar Mike.
Karena itu, Mike bilang penting bagi investor untuk memahami bahwa investasi emas memerlukan kesabaran dan komitmen untuk menahan aset tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Kebingungan, Emas Jadi Instrumen Pilihan
Terkait faktor semakin digemarinya emas saat harganya melejit, pengamat emas Ibrahim Assuaibi melihat ada kebingungan masyarakat pilih instrumen investasi yang aman tapi tetap bisa cuan di tengah situasi ekonomi global yang tidak pasti.
“Saham sedang mengalami satu permasalahan turun, di aset kripto, aset kripto pun juga pada turun. Nah kemudian apa? Mereka berinisiatif (investasi) di deposito tapi deposito pun juga kecil,” kata Ibrahim.
Meski banyak yang FOMO, Ibrahim melihat saat ini masyarakat sudah melek investasi dan akan menjadikan emas sebagai instrumen investasi jangka panjang.
“Masyarakat juga tahu bahwa spekulatif harga emas itu bisa naik bisa turun. Tapi masyarakat ini semua membeli emas ini adalah untuk investasi jangka panjang,” ujarnya.
ADVERTISEMENT