Emiten Grup Salim Akuisisi 40 Persen Saham Tol Layang MBZ

21 Desember 2022 13:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kendaran melintas di jalan tol layang MBZ dan Jakarta-Cikampek di Bekasi, Jawa Barat Foto: ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaran melintas di jalan tol layang MBZ dan Jakarta-Cikampek di Bekasi, Jawa Barat Foto: ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emiten Grup Salim PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) resmi mengakuisisi 40 persen saham tol layang Jakarta-Cikampek atau tol MBZ. Presiden Direktur META M. Ramdhani Basri menyebutkan akuisisi ini senilai Rp 4,38 triliun.
ADVERTISEMENT
Ramdhani mengatakan proses akuisisi ini melewati proses yang cukup panjang dan sulit karena transaksi dilakukan dengan BUMN. Ia mengibaratkan proses pembelian yang seperti meminang gadis cantik.
"Ini seperti meminang seorang gadis yang cantik sekali, hati-hati sekali setiap mau disentuh itu ada aturannya. Jadi ini cukup lama, akhirnya dapat juga kita, pengalaman harus dipelajari, tidak mudah deal dengan BUMN," kata Ramdhani dalam seremoni pembelian 40 persen saham Jasa Marga Jalan layang Cikampek di Glass House Ritz Carlton, Rabu (21/12).
Seremoni Pembelian Saham JalanLayang Cikampek di Glass House Ritz Carlton, Rabu (21/12). Foto: Nabil Jahja/kumparan
Dengan kata lain, Dengan begitu komposisi pemegang saham PT JJC saat ini yaitu 40 persen dimiliki PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) yang merupakan subholding dari Jasa Marga, 40 persen dimiliki PT MUN, dan 20 persen lainnya dimiliki PT RSP.
ADVERTISEMENT
Ia merinci pembayaran akuisisi dilakukan dalam 2 tahap termin yaitu sebesar Rp 800 miliar pada termin pertama dan 3,5 triliun pada termin kedua.
Ramdhani menekankan akuisisi ini tidak mungkin berhasil tanpa bantuan dari institusi keuangan besar. Dalam hal ini, ia menyebutkan proses tender META dibantu oleh kredit perbankan
“Karena infrastruktur itu long-term business, harus punya backup dari institusi keuangan besar lokal maupun internasional. Kalau syarat itu tidak terpenuhi sulit, karena bangun infrastruktur 8th grade itu Rp 100 sampai Rp 150 miliar per meter, kalau elevated Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun per meter jadi lebih besar lagi. Jadi kalau tidak ada backup itu akan sulit. Bank yang backup META mayoritas BCA, kombinasi BCA dan bank asing,” tutur Ramdhani.
ADVERTISEMENT