Emiten Konglomerat Eddy Sugianto (MAHA) Siap Angkut 60 Juta Ton Batu Bara

Ilustrasi tambang batu bara Indika Energy. Foto: Indika Energy

Emiten konglomerat Eddy Sugianto, PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) atau Mandiri Services mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan ke-51 tahun 2023.

Direktur Mandiri Herindo Adiperkasa, Handy Glivirgo mengatakan perseroan telah berhasil mengangkut sebanyak hampir 50 juta ton batu bara. Perusahaan jasa pertambangan itu menargetkan pengangkutan batu bara lebih tinggi tahun ini.

“Sekarang ini hampir 50 juta (ton batu bara), kita tahu produksi nasional 600-an juta, kira-kira (target) 10 persen dari produksi nasional 60 juta. Kami punya planning akan menuju kepada target tersebut,” ujar Handy saat ditemui usai seremoni pencatatan di Gedung BEI, Selasa (25/7).

MAHA telah berhasil mengangkut sebanyak 43,5 juta ton batu bara pada tahun 2022, sehingga mampu mencatatkan pendapatan senilai Rp 1,6 triliun atau meningkat sebesar 24,5 persen dibandingkan tahun 2021.

Adapun pemilik tambang atau kontraktor yang bekerja sama dengan MAHA adalah PT Indonesia Pratama (Bayan Resources), PT Mandiri Intiperkasa, PT Kideco Jaya Agung dan PT Multi Tambangjaya Utama (Indika Energy), PT Pamapersada Nusantara (UNTR) dan PT Sims Jaya Kaltim.

PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/7/2023). Foto: Dok. BEI

“Nanti ke depan (kerja sama) ada diumumkan berikutnya, perusahaan salah satu tambang terbesar batu bara juga,” kata Handy.

Handy menilai penurunan harga batu bara saat ini tidak berdampak ke usaha perseroan, karena MAHA menyediakan jasa pertambangan khususnya di bidang coal transport atau coal hauling.

Handy memiliki hubungan afiliasi dengan Eddy Sugianto sebagai saudara kandung. Selain itu, Komisaris Utama Mandiri Herindo Adiperkasa Herman Kusnanto Kasih Tija memiliki hubungan afiliasi dengan Eddy Sugianto. Herman merupakan saudara dari istri Eddy Sugianto.

Mengutip laman Forbes, Eddy Sugianto merupakan orang terkaya ke-32 di Indonesia. Ia memiliki kekayaan senilai USD 1,2 miliar atau setara Rp 18,012 triliun.

Eddy merupakan pendiri grup pertambangan Mandiri dan komisaris utama Prima Andalan Mandiri.