news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Emiten Permen (YUPI) Resmi IPO, Harga Rp 2.390 per Saham

25 Maret 2025 9:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencatatan perdana saham YUPI di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pencatatan perdana saham YUPI di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
ADVERTISEMENT
Emiten permen, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), resmi melantai perdana melalui (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/3). Pantauan kumparan di BEI pukul 09.01 WIB, harga saham saat dibuka sempat menyentuh Rp 2.400 per lembar.
ADVERTISEMENT
YUPI menjadi emiten ke-11 yang melantai di BEI pada tahun 2025. Perseroan bergerak pada sektor konsumer non-siklikal atau bergerak di bidang industri kembang gula.
Berdasarkan prospektus ringkasnya, Selasa (25/3), YUPI menetapkan harga saham perdana Rp 2.390 per saham dan menawarkan sebanyak 854.448.900 atau sebesar 10 persen kepemilikan.
Jumlah saham baru itu sesuai dengan rencana awal perseroan, sehingga nilai seluruh IPO mencapai Rp 2,04 triliun, dan kapitalisasi pasar mencapai Rp 20,4 triliun.
Saham-saham terdiri dari 256.334.700 atau 3 persen saham baru, dan 598.114.200 atau 7 persen saham divestasi PT Sweets Indonesia.
"Untuk itu kami ingin mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya. Dengan kehadiran 1 juta titik distribusi di Indonesia, kami akan terus menghadirkan termasuk pembangunan pabrik baru di Jawa Timur. Kami optimistis di pasar domestik," ucap Direktur Utama Yupi, Yohanes Teja di Kantor BEI, Jakarta, Selasa (25/3).
ADVERTISEMENT
Dalam setahun terakhir, laba perusahaan meningkat 10 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp 484 miliar pada September 2024.
Ilustrasi permen Yupi. Foto: Pashu Ta Studio/Shutterstock
Laba perusahaan bertumbuh rata-rata 19,6 persen sejak 2021 hingga 2023, sementara pendapatan meningkat rata-rata 16,3 persen dalam tiga tahun, dari Rp 2,3 triliun pada 2021 menjadi Rp 3,1 triliun di 2023.
Ada pun, seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham terkait Saham Baru, setelah dikurangi dengan Biaya Emisi, 77 persen akan digunakan oleh Perseroan untuk keperluan pembiayaan belanja modal, yaitu pembangunan pabrik baru di daerah Nganjuk Jawa Timur, dengan total biaya yang diestimasi sebesar Rp 437,5 miliar dan diestimasi akan beroperasi paling cepat pada tahun 2026.
ADVERTISEMENT
Kemudian 23 persen akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis baik ke pasar internasional maupun pasar dalam negeri, yang termasuk tapi tidak terbatas untuk keperluan Term of Payment, persediaan dan penambahan jumlah karyawan.
Dana yang dialokasikan untuk Term of Payment dimaksudkan untuk mendukung kebijakan Perseroan untuk memperpanjang Term of Payment kepada distributor. Hal ini dilakukan oleh Perseroan untuk mendukung peningkatan penjualan.
Dana yang digunakan untuk persediaan mencakup pembelian bahan baku dan proses produksi hingga menjadi barang jadi (finished good) guna memastikan kelancaran operasional produksi. Pengalokasian ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan pasar dan menjaga ketersediaan stok yang memadai.
Di samping itu, YUPI juga tengah merencanakan akuisisi dan perubahan pengendalian Perseroan. Di mana, PT Sweets Indonesia (PTSI) dan Daniel Budiman secara bersama-sama disebut sebagai “Para Penjual" telah menandatangani Perjanjian Perikatan Jual Beli (PPJB) atas Saham Perseroan tanggal 1 November 2024 dengan Confectionary Consumer Products Global Pte Ltd (CCPGL) dan PT Confectionery Consumer Products Indonesia (CCPI).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan PPJB atas Saham Perseroan, setelah penyelesaian Penawaran Umum Perdana Saham dan pencatatan saham Perseroan di BEI, PT CCPI bakal membeli seluruh kepemilikan saham Para Penjual pada Perseroan sebanyak Rp 7,69 miliar saham Perseroan.
Sebanyak Rp 7,69 miliar saham tersebut dengan rincian Rp 7,68 miliar saham Perseroan yang dimiliki oleh PTSI dan Rp 8,29 juta saham Perseroan yang dimiliki oleh Daniel Budiman, yang mana secara keseluruhan mewakili 90 persen dari seluruh saham biasa Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham pada Harga Penawaran.