Emiten Prajogo Pangestu (BREN) Cetak Laba Bersih Rp 1,68 T di 2023, Naik 17,87%

19 Maret 2024 11:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Komisaris PT Barito Pacific Prajogo Pangestu. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Komisaris PT Barito Pacific Prajogo Pangestu. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Emiten panas bumi milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), cetak laba bersih senilai USD 107,4 juta atau setara Rp 1,68 triliun pada tahun 2023 (asumsi kurs Rp 15.710 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Laba bersih tersebut naik 17,87 persen yoy dibandingkan tahun 2022 senilai USD 91,12 juta atau setara Rp 1,64 triliun. Kenaikan tersebut ditopang pendapatan yang naik 4,36 persen yoy menjadi USD 594,93 juta.
Direktur Utama Barito Renewables Energy, Hendra Soetjipto Tan, mengumumkan perseroan memberikan kinerja pertumbuhan yang stabil di tahun ini, yang menunjukkan profil pertumbuhan yang stabil di operasional panas bumi.
“Kami mencatat pendapatan sebesar USD 594,9 juta yang terutama disebabkan oleh peningkatan produksi listrik panas bumi sebesar 3,4 persen dan pertumbuhan tarif Salak, Darajat, dan Wayang Windu,” kata Hendra dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (19/3).
Dengan disiplin biaya yang kuat telah membuka jalan bagi pertumbuhan EBITDA tahun 2023 sebesar 6,1 persen yoy dan mencapai rekor tertinggi sebesar USD 501,9 juta, yang menyebabkan meningkatnya margin EBITDA menjadi 84 persen dibandingkan dengan 83 persen pada tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Meskipun kami telah mencapai hasil operasional yang solid, beban keuangan kami meningkat. Pada bulan Desember 2022, kami mengambil pinjaman baru untuk membiayai akuisisi penambahan saham di aset operasional kami yaitu Wayang Windu, Salak, dan Darajat, sebagai bagian dari upaya kami untuk memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham,” ujar Hendra.
Ke depannya, Barito Renewables Energy tetap menjalankan rencana ekspansi kami untuk mengoperasikan kapasitas sebesar 1.300 MW pada tahun 2028, yang akan dicapai melalui pengembangan unit-unit baru di wilayah operasi panas bumi yang sudah ada dan pengembangan kawasan greenfield di bidang energi panas bumi maupun tenaga angin.
Beban sebelum beban keuangan dan pajak konsolidasi mengalami kenaikan terutama disebabkan kenaikan beban penyusutan senilai USD 5,7 juta atas sumur-sumur baru Salak, Darajat dan Wayang Windu yang telah dioperasikan pada tahun 2022. Kenaikan tunjangan produksi kepada PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) senilai USD 1,7 juta yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dan laba operasional bersih dan kenaikan beban konsultan dan teknisi sebesar USD 1,9 juta.
ADVERTISEMENT
“Total aset kami mencapai USD 3,5 miliar dibandingkan dengan USD 3,39 miliar pada tahun 2022. Kami juga mempertahankan profil neraca yang lebih kuat dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas turun menjadi sebesar 2,3 kali pada tahun 2023 dibandingkan dengan 4,01 kali pada tahun 2022,” terang Hendra.