ENI hingga BP Sebut Industri Hulu Migas RI Masih Atraktif bagi Investor

22 September 2022 12:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perusahaan migas ENI SpA dari Italia. Foto: Instagram/@eni
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perusahaan migas ENI SpA dari Italia. Foto: Instagram/@eni
ADVERTISEMENT
Sektor hulu minyak dan gas (migas) Indonesia dinilai masih atraktif bagi perusahaan migas internasional raksasa. Namun, sektor ini masih menghadapi sejumlah tantangan yang memengaruhi peningkatan investasi.
ADVERTISEMENT
Sejumlah panelis dalam acara IPA Convention & Exhibition ke-46 di sesi Special Talk I tentang Investasi Hulu Migas Indonesia, Rabu (21/9), menuturkan investasi hulu migas di Indonesia masih menjanjikan. Namun, ada berbagai syarat agar industri ini semakin menarik bagi investor.
Managing Director ENI Indonesia Diego Portoghese mengatakan seiring penetapan target produksi minyak sebesar satu juta barel per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) di 2030, pihaknya berkomitmen untuk terus melanjutkan investasi di Indonesia.
Terakhir, ENI sedang mengembangkan lapangan blok migas di Merakes Timur, yang terletak di dekat Selat Makassar. Proyek ini adalah pengembangan dari cekungan Kutai Basin yang telah berjalan sejak 2021.
ADVERTISEMENT
”Proyek ini membutuhkan usaha yang cukup keras karena adanya pandemi COVID-19 yang muncul sejak awal tahun 2020,” kata Diego.
Adapun investasi proyek ini senilai USD 1,3 miliar. Diperkirakan proyek ini akan menambah produksi gas nasional sebesar 368 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), dari lima sumur dan dialirkan melalui pipa Floating Production Unit Jangkrik, yang berjarak sekitar 45 kilometer dari Lapangan Merakes.
Sementara itu, Asia Pacific Regional President of British Petroleum (BP) , Kathy Wu menjelaskan pemerintah sangat terbuka dengan keberadaan investor. Menurut Kathy, kesamaan visi dengan stakeholder terkait, menjadi kunci hubungan baik antara investor dengan pemerintah.
Kementerian ESDM dan SKK Migas kunjungan ke proyek LNG Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua, Rabu (22/6/2022). Foto: SKK Migas
”Kami optimistis, bahwa pemerintah akan menjaga relasi baik dengan investor. BP melihat Pemerintah Indonesia bersedia memberikan kemudahan dan sangat ingin bekerja sama dengan investor,” kata Kathy.
ADVERTISEMENT
Selain itu, President Director of Harbour Energy Indonesia, Gary Selbie mengungkapkan sektor gas di Indonesia adalah salah satu potensi yang cukup diperhitungkan. Prospek gas di Indonesia saat ini perlu dieksplorasi lebih jauh.
Hal ini mengingat adanya momentum transisi energi dan target Net Zero Emissions (NZE) 2050. Eksplorasi dan pemanfaatan gas dapat membantu tercapainya kedua hal tersebut.
Harbour Energy, kata Gary melihat adanya potensi pemanfaatan Carbon Capture Storage (CCS) atau Carbon Capture Utility Storage (CCUS). Gary menilai capaian target 24 persen porsi gas dalam bauran energi akan terbantu apabila pemanfaatan CCS/CCCUS berjalan optimal.
”Kenapa kami masih berinvestasi di sini, karena kami melihat peluang dari CCS/CCUS, dan adanya peluang kerja sama yang baik dengan pemerintah,” ujar Gary.
ADVERTISEMENT
SVP Business Development ExxonMobil Cepu Limited, Egon Van Der Hoeven, menambahkan investasi Exxon di Blok Cepu menghasilkan produksi sekitar 500 juta barel. Akan tetapi, pemerintah perlu membuat kebijakan yang lebih fleksibel, khususnya di bidang fiskal.
Ilustasi ExxonMobil. Foto: Dok. SPHC
Lanjut Egon, perbaikan tata kelola di sektor hulu migas akan meningkatkan kepercayaan investor. Keinginan pemerintah untuk meningkatkan investasi migas untuk memenuhi permintaan energi membutuhkan kolaborasi dengan investor.
Terlebih kata Egon, modal akan mengalir ke proyek terbaik, di tengah persaingan investasi antar negara. ”Solusi berbagai tantangan itu membutuhkan partisipasi dari berbagai stakeholder, seperti SKK Migas maupun Kementerian ESDM,” ujar Egon.