ENI Resmi Akuisisi PI Chevron di Proyek IDD? Begini Kata Menteri ESDM

21 September 2022 13:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Perusahaan minyak dan gas asal Italia, ENI S.p.A, dikabarkan sudah resmi akuisisi hak partisipasi (Participating Interest/PI) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Proyek IDD atau Indonesia Deepwater Development (IDD).
ADVERTISEMENT
Hak kelola yang dilepas CPI berada dalam IDD fase dua yakni di Lapangan Gendalo-Gehem. CPI sebelumnya merupakan operator di proyek ini dengan mengempit 63 persen PI.
Dikonfirmasi mengenai aksi ENI di proyek IDD, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut memang sudah ada perusahaan yang enggan menjelaskan dengan tegas. Dia hanya menyebut sudah ada perusahaan yang masuk ke proyek itu menggantikan CPI.
"Sudah fixed, final. Tinggal tunggu pengumuman resmi saja," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (21/9).
ENI sendiri merupakan salah satu perusahaan eksisting di proyek IDD. Nama lain yang ikut bergabung bersama CPI waktu itu adalah Tip Top, Pertamina Hulu Energi (PHE), dan para mitra Muara Bakau.
Menteri ESDM Arifin Tasrif berkeliling di pameran 46th IPA Convention and Exhibition 2022, Rabu (21/9/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Rencana CPI pergi dari proyek IDD terdengar sejak 2020. Dengan hengkangnya perusahaan migas asal Amerika Serikat ini ini persetujuan rencana pengembangan (plan of development/POD) proyek ini akan kembali tertunda. Konsorsium di proyek IDD baru akan melaporkan kelanjutan POD setelah ada kesepakatan soal kemitraan ini.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Dwi Soejipto mengatakan kontraktor banyak tertarik dengan proyek ini karena potensi cadangannya cukup besar dan masuk Proyek Strategis Nasional (PSN).
Karena cadangannya besar, sekalipun keekonomiannya tidak ekonomis, kata Dwi, tidak akan langsung disetop, tapi dibicarakan dengan para kontraktor untuk mencari kesepakatan harga.
"Kecuali kalau blok itu terlalu kecil dan portofilionya tidak sesuai dengan kontraktor yang bersangkutan. Misalnya kayak kontraktor besar seperti Exxon dan BP mereka tidak tertarik dengan blok kecil. Demikan juga IDD ini adalah blok yang wilayah kerjanya besar sama dengan Abadi Masela yang cadangannya besar. Pasti ada yang mau," ujarnya.