Ensign Security: Kerugian Perusahaan Akibat Serangan Siber Capai USD 8 Juta

11 Oktober 2022 19:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada era digital saat ini keamanan siber sebuah perusahaan menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan sepanjang 2021 lalu setidaknya ada 1,6 miliar serangan siber yang terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ensign Security, perusahaan penyedia layanan keamanan siber yang bermarkas di Singapura menyebut, dari hasil riset mereka menunjukkan kerugian yang ditanggung sebuah perusahaan akibat serangan siber berkisar antara USD 3 juta hingga USD 8 juta atau Rp 46 miliar hingga Rp 122,8 miliar (kurs Rp 15.354).
"Rata-rata USD 3-8 juta kerugian, ini untuk mayoritas perusahaan global. Tergantung size perusahaan dan bergerak di bidang apa," kata Executive Vice President International Business Ensign InfoSecurity, Charles Ng saat peresmian kantor PT Ensign InfoSecurity Indonesia di Jakarta, Selasa (11/10).
Tak hanya berdasarkan ukuran perusahaan, Charles menjelaskan kerugian tersebut juga bergantung oleh tipe bisnis yang dijalankan. Menurutnya ada banyak faktor, namun dari hasil riset menunjukkan rata-rata kerugian yang ditanggung mencapai USD 3 juta hingga USD 8 juta.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
Adapun serangan siber berupa ransomware ditemukan paling banyak menyerang perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan keuangan, urutan kedua yakni perusahaan di sektor maritim, dan ketiga adalah penerbangan.
"Data ini data yang kita dalami. Memang (sektor) bank dari dulu masih jadi target juga sampai report kita di tahun 2022. Industri lain seperti maritim dan penerbangan juga jadi target," imbuh Charles.
Pada kesempatan yang sama, Group Chief Executive Officer Ensign InfoSecurity, Tammie Tham, menjelaskan bahwa biaya yang harus digelontorkan perusahaan untuk membangun sistem keamanan siber tergantung segmen bisnis apa yang dijalankan. Yang pasti, dia melihat saat ini semua industri mulai terhubung ke ekosistem digital.
"Tidak ada angka yang pasti, tergantung tipe bisnis perusahaan. Jumlahnya tergantung, kalau e-commerce yang seluruhnya online berbeda dengan bisnis yang tidak terlalu canggih, persentasenya beda," ujar Tammie.
ADVERTISEMENT