Erdogan: Tidak Ada Negara yang Berhasil Keluar dari Inflasi!

16 November 2022 17:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gelar konferensi pers di Auditorium BICC, Bali, Rabu (16/11).  Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gelar konferensi pers di Auditorium BICC, Bali, Rabu (16/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengungkapkan ketegangan geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina masih terus berlanjut. Hal tersebut tentu memicu terjadinya pengetatan perdagangan internasional dan menyebabkan disrupsi rantai pasok.
ADVERTISEMENT
Menurut Erdogan, sejumlah negara tengah dilanda resesi imbas tingginya harga pangan dan energi. Berbagai lembaga riset internasional bahkan memperingatkan jika global tidak bisa mencari jalan keluar maka situasi sulit ini akan semakin memburuk.
"Tidak ada negara mana pun yang berhasil keluar dari kecenderungan inflasi ini. Krisis ini bukan hanya di kawasan itu saja tapi melibatkan semua negara. Tapi negara rentan di Afrika dan Asia yang paling merasakan dampaknya," jelas Erdogan dalam konferensi pers, di BICC, Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11).
Di sisi lain, Erdogan yakin seluruh negara anggota G20 mampu melewati segala tantangan yang akan terjadi ke depan. "Platform G20 sudah sukses memerankan kepemimpinannya di tengah tantangan di tingkat global saat ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Risiko Resesi Global 2023
Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut kedatangan Managing Director IMF Kristalina Georgieva di lokasi KTT G20 Indonesia, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Adapun saat ini perekonomian dunia tengah menghadapi ancaman risiko resesi global di 2023. Sebelumnya, Presiden Bank Dunia, David Malpass, menyebut ada risiko terjadinya resesi global di tahun 2023.
Hal tersebut tercermin dari perlambatan ekonomi yang terjadi di beberapa negara maju, khususnya di Eropa.
Senada, Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva mengatakan ada peningkatan risiko resesi global, dengan inflasi tetap menjadi masalah yang berkelanjutan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Georgieva mengatakan IMF melihat masalah signifikan di China atau ekonomi terbesar kedua di dunia. Di mana volatilitas menyeret turun pertumbuhan.
Apalagi saat ini invasi Rusia ke Ukraina masih terjadi. Terbaru, Rusia melakukan pendaratan rudal di Polandia. Di mana, 2 orang tewas dalam ledakan di Przewodow, sebuah desa di Polandia timur dekat perbatasan dengan Ukraina.
ADVERTISEMENT