28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Erick Nilai Danantara Harusnya Bisa Jadi Sentimen Positif saat IHSG Terpuruk

1 Maret 2025 18:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pengecekan di fasilitas pada Terminal 2F, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu, 1 Maret 2025. Di mana, terminal 2 F dikhususnya pada layanan jamaah umrah dan haji. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pengecekan di fasilitas pada Terminal 2F, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu, 1 Maret 2025. Di mana, terminal 2 F dikhususnya pada layanan jamaah umrah dan haji. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir merespons Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus mengalami tekanan sejak awal 2025. Sejumlah faktor, baik domestik maupun global, diduga menjadi pemicu utama pelemahan pasar.
ADVERTISEMENT
Erick mengatakan kondisi saat ini sebagai momentum introspeksi. Ia menilai pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) berpotensi memberikan dampak positif dalam jangka panjang terkait permasalahan tersebut.
"Harusnya bisa (Danantara menjadi sentimen positif), tapi perlu waktu," kata Erick kepada wartawan di Bandara Soetta, Sabtu (1/3).
Erick menekankan masih banyak persepsi keliru mengenai Danantara. Terutama jika dibandingkan dengan sovereign wealth fund yang memiliki rekam jejak kurang baik.
"Kita tidak bisa melawan persepsi yang hari ini seakan-akan yang tadi. Mem-benchmarking Danantara dengan sovereign wealth yang nggak bagus. Itu salah besar," ungkap Erick.
Lebih lanjut, Erick menganggap tren pelemahan IHSG tidak terlepas dari kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang agresif di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Ia menyoroti langkah-langkah proteksionisme yang diterapkan AS, termasuk tarif tinggi terhadap negara-negara mitranya.
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
"Penurunan harga saham sekarang terjadi. Kembali, kita mesti secara ini introspeksi diri," ujar Erick.
ADVERTISEMENT
Erick menjelaskan kebijakan ekonomi AS saat ini berfokus pada mempertahankan posisinya sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Meski begitu, ia memastikan kondisi pasar tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi. Menurutnya, koreksi pasar yang terjadi merupakan bagian dari mekanisme transparansi yang harus dihargai.
"Publik kecewa, publik melakukan koreksi harus kita apresiasi. Kalau nggak kita nggak seperti hari ini," tutur Erick Thohir.
Erick menegaskan BUMN juga tetap menjadi pilar penting dalam perekonomian nasional. Ia membantah anggapan seluruh BUMN memiliki kinerja buruk, dengan menyoroti capaian profit dan peningkatan layanan di berbagai sektor.
"BUMN korupsi, BUMN nggak bagus. Ya itu kan bagian dari demokrasi publik. Tapi kalau korupsi semua, tidak mungkin profitnya Rp 310 triliun. Kalau tidak bagus, tidak mungkin pelayanan airport hari ini bisa lebih bagus," ujar Erick.
ADVERTISEMENT
Pada awal pekan, Senin (24/2), IHSG ditutup turun 53,400 poin atau 0,78 persen ke level 6.749,6, seiring peluncuran BPI Danantara oleh Presiden Prabowo Subianto. Sentimen negatif masih berlanjut pada hari berikutnya, Selasa (25/2), dengan IHSG merosot lebih dalam, turun 162,513 poin atau 2,41 persen ke posisi 6.587,087.
Sempat mengalami perbaikan pada Rabu (26/2) setelah peresmian layanan Bank Emas di Pegadaian dan BSI, IHSG naik 19,090 poin atau 0,29 persen ke 6.606,178. Namun, momentum positif itu tidak bertahan lama. Kamis (27/2), IHSG kembali terperosok 120,729 poin atau 1,83 persen ke level 6.485,448.
Kondisi semakin terpuruk pada Jumat (28/2), dengan IHSG anjlok 214,851 poin atau 3,31 persen ke 6.270,597. Indeks LQ45 juga mencatat pelemahan signifikan, turun 27,765 poin atau 3,80 persen ke 703,627. Sementara itu, rupiah terus tertekan, merosot 141,50 poin atau 0,86 persen ke Rp 16.595 per dolar AS pada akhir perdagangan pekan.
ADVERTISEMENT