Erick soal Impor KRL: Tidak Ada Salahnya Kerja Sama dengan Negara Lain

28 Februari 2023 15:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir di Mandiri Investment Forum 2023, Rabu (1/2/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir di Mandiri Investment Forum 2023, Rabu (1/2/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir buka suara mengenai tarik ulur rencana impor rangkaian kereta (train set) KRL dari Jepang yang tidak diizinkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
ADVERTISEMENT
Erick menjelaskan, pengembangan ekosistem perkeretaapian di Indonesia penting untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Menurut dia, jika produksi dalam negeri belum siap, opsi impor patut dipertimbangkan untuk menekan biaya (cost).
"Kalau ternyata kapasitas kita tidak siap, kan tidak salahnya kita kerja sama dengan negara lain untuk mencari solusi supaya cepat tersedia," jelasnya saat ditemui di St Regis Jakarta, Selasa (28/2).
Dia pun mencontohkan bagaimana harga tiket pesawat terbang mahal karena minimnya armada. Sama halnya dengan KRL, tidak cukup hanya mengandalkan 10-15 rangkaian kereta otomatis harus terus melakukan penambahan unit.
"Kan penumpang tambah banyak, lebih mudah itu bisa menekan operational cost menurut saya, kembali saya minta dukungan dari para menteri pengambil kebijakan untuk saling dukung," tegas Erick.
ADVERTISEMENT
Menurut Erick, jika menunggu rangkaian kereta produksi PT INKA (Persero) di tahun 2025, penumpang akan keburu melonjak apalagi mengingat pembatasan masyarakat (PPKM) sudah dicabut seiring melandainya kasus COVID-19.
"Kalau 2025, sudah tidak ada PPKM penumpang makin banyak makin pengin keluar. Penduduk indonesia juga naik, jadi 280 juta kan tambah banyak orangnya, artinya public transportation harus jadi solusi bukan kendaraan pribadi," pungkas dia.
Sebelumnya, Kemenperin dikabarkan tak memberi restu ke PT KCI untuk impor gerbong KRL. Padahal, kebutuhan gerbong perlu ditambah, mengingat hingga tahun depan akan ada puluhan rangkaian kereta yang harus dipensiunkan.
PH&H Public Policy Interest Group, Agus Pambagio, mengamati akan ada 10 rangkaian KRL Jabodetabek tahun ini dan 16 rangkaian di tahun 2024 yang harus dipensiunkan. Sebagai gantinya, PT KCI harus segera memesan rangkaian KRL baru atau bekas pakai.
ADVERTISEMENT
Sejumlah penumpang menunggu keberangkatan KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (13/2/2023). Foto: Fauzan/Antara Foto
“Untuk itu PT KCI sudah melakukan pemesanan KRL pengganti sesuai dengan jumlah KRL yang pensiun. Di satu sisi, Pemerintah ingin PT KCI memesan KRL Jabodetabek dari PT INKA, namun PT INKA baru sanggup menyediakan KRL pesanan PT KCI di tahun 2025 dengan harga yang tinggi,” tulis Agus dalam penjelasan tertulis, Minggu (26/2).
PT KCI telah menandatangani MoU dengan PT INKA untuk pemesanan KRL tersebut sesuai kebutuhan. Berhubung produk PT INKA belum dapat terealisasi di 2023 dan 2024, PT KAI telah meminta izin Kementerian Perhubungan untuk dapat melakukan impor pengadaan KRL bekas pakai dari Jepang tentu melalui proses tata kelola yang baik.
Di sisi lain, jumlah total unit KRL yang dibutuhkan hingga akhir 2024 adalah sebanyak 348 kereta, bisa baru atau bekas. PT KCI sendiri telah memiliki 106 rangkaian KRL di Jabodetabek, dan telah menyiapkan tambahan 16 KRL untuk tahun 2025-2026 dengan kerja sama dengan PT INKA (Persero) dengan komitmen investasi sebesar Rp 4 triliun.
ADVERTISEMENT