Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Erick Tawarkan Intel Ambil Bahan Baku dari Smelter Freeport di Gresik
5 Desember 2024 13:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menawarkan perusahaan chipset terkemuka, Intel asal Amerika Serikat untuk mengambil bahan baku dari smelter PT Freeport Indonesia yang ada di Gresik, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Tawaran kerja sama bisnis ini Erick sampaikan dalam pertemuan antar pelaku usaha yang tergabung dalam Asian American Chamber of Commerce, Kamis (5/11).
Erick menjelaskan bahwa Smelter Manyar nantinya tidak hanya memproduksi katoda tembaga, emas, namun juga bisa memproduksi selenium yang bisa mendukung kebutuhan industri semikonduktor.
"Turunan dari refinery yang sudah ada di Gresik, yang mungkin bulan September 2025 sudah mengeluarkan hasil, maksudnya turunan downstream-nya salah satunya selenium," ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Kamis (5/12).
Oleh karena itu, mantan Presiden Inter Milan ini melihat potensi yang dapat dikembangkan dari hasil hilirisasi Smelter Manyar ke produsen chipset, salah satunya Intel.
Nantinya, selenium yang diproduksi smelter tersebut bisa dipasok untuk industri dalam negeri maupun diekspor. Erick membuka kemungkinan salah satunya adalah perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Intel.
"Kami menawarkan juga untuk Intel ataupun perusahaan semikonduktor yang Amerika bisa bicara dengan Menteri Investasi. Kami kebetulan sudah punya bahan bakunya selenium sebagai komponen buat semikonduktor," tutur Erick.
ADVERTISEMENT
Erick menambahkan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, yang sempat terbakar beberapa waktu lalu baru bisa memproduksi kembali pada September 2025.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan smelter katoda tembaga di Gresik, Jawa Timur, yang terbakar 14 Oktober 2024 lalu, baru akan mencapai produksi penuh di pertengahan 2025.
Smelter kedua PTFI tersebut diresmikan pada 23 September 2024 dengan nilai investasi Rp 56 triliun. Namun, belum sebulan beroperasi, smelter itu mengalami kebakaran di bagian Fasilitas Pemisahan Gas Bersih atau Gas Cleaning Plant.