Erick Thohir: 70 Persen Atlet Dunia Bangkrut Usai Tak Lagi Bertanding

28 Oktober 2023 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpora Dito Ariotedjo, Ketum PSSI Erick Thohir berfoto bersama dengan pesepak bola Timnas Indonesia U-22, ofisial dan pengurus PSSI saat mengikuti arak-arakan di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat (19/5/2023). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menpora Dito Ariotedjo, Ketum PSSI Erick Thohir berfoto bersama dengan pesepak bola Timnas Indonesia U-22, ofisial dan pengurus PSSI saat mengikuti arak-arakan di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat (19/5/2023). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan para atlet di dunia banyak sekali yang tidak memiliki jaminan kesehatan atau investasi dan sejenisnya, sehingga ketika tak lagi berpenghasilan mereka bangkrut.
ADVERTISEMENT
Erick menyebutkan, saking rentannya para atlet masuk ke jurang kemiskinan, hampir 70 persen dari mereka akhirnya bangkrut ketika sudah tidak lagi bertanding.
"Itu kalau kita lihat dari rata-rata atlet profesional di dunia, ini mohon maaf kalau saya ekstrem kata-katanya, hampir 70 persen setelah tidak menjadi atlet lagi mereka bangkrut," ungkapnya saat Inspirational Talk: Berinvestasi untuk Berprestasi, Sabtu (28/10).
Erick mencontohkan salah satu mantan pemain basket, Delonte West, yang viral menjadi tunawisma padahal sudah menjalani 8 musim di NBA.
"Saya tadi sempat di mobil saya cek juga ada pemain NBA namanya Delonte West, itu dia gajinya sempat sampai 240 miliar. Sekarang jadi tunawisma. Coba lihat di TikTok," tuturnya.
Erick Thohir ajak Timnas sepak bola tonton basket. Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Dia mengatakan realita tersebut terjadi karena para atlet tidak menyiapkan diri untuk masa depan yang lebih panjang. Padahal, lifespan atau masa hidup atlet rata-rata umur 30-35, habis itu kembali ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Di situlah kenapa pentingnya kalian ini dan yang mau jadi atlet harus membuka pikiran bahwa salah satunya benar-benar tidak boleh lupa berinvestasi supaya tadi kehidupan kalian lebih bisa terproteksi untuk jangka panjang," jelas Erick.
Sebagai salah satu upaya membantu para mantan atlet, PSSI telah melakukan kesepakatan dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Kerja sama itu terkait penyediaan dana untuk Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia.
Perusahaan-perusahaan yang melantai di BEI menyatakan kesiapannya untuk menjadi donatur Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia. Total dana yang dihimpun mencapai Rp 17,3 miliar.
"Kita mendapatkan dana atas bantuan dari seluruh korporasi yang ada di Bursa ini, sampai Rp 17,3 miliar waktu itu untuk buat program Yayasan," kata Erick.
ADVERTISEMENT
Program ini, lanjut dia, sebagian besar untuk mendaftarkan para mantan pemain tim nasional yang tidak mampu mendapatkan fasilitas asuransi kesehatan dan memastikan para pemain nasional yang masih bermain dilatih berinvestasi dengan baik.
"Kita ketemu para senior, para pemain sepak bola yang sudah pensiun dari tim nasional, banyak sekali dari mereka itu tidak ada kepastian kesehatan. Padahal mereka pahlawan. Ketika mereka mengibarkan bendera merah putih, dielu-elukan," imbuh Erick.