LIPSUS- Erick Thohir

Erick Thohir Ajukan 4 Calon Wamen BUMN ke Jokowi, Tak Ada dari Swasta

24 Oktober 2019 14:19 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN, Erick Thohir saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Jakarta.  Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN, Erick Thohir saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir sudah mengajukan empat (Wamen) nama calon wakil menteri kepada Presiden Joko Widodo. Dia memandang posisi wamen BUMN sangat penting untuk membantu dia mencapai sejumlah target di Kementerian BUMN.
ADVERTISEMENT
Erick menyatakan calon wamen BUMN yang dia ajukan berasal dari kalangan profesional, tapi bukan dari pengusaha swasta.
"Saya ingin yang membantu saya juga profesional," ujar Erick di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10).
Di antara empat calon wamen BUMN yang telah diajukan ke Jokowi, salah satunya adalah Kartika Wirjoatmojo yang saat ini menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri. Posisi wamen BUMN akan diumumkan Jokowi Jumat besok (25/10).
"(Kartika Wirjoatmojo) Salah satu yang diusulkan, tapi kan nanti yang putusin beliau (Jokowi)," sebutnya.
Lantas apa alasan Erick tidak mau mengambil kandidat calon wamen BUMN dari kalangan pengusaha swasta?
Erick menjawab ada beberapa pertimbangan. Hal utama untuk menghindarkan konflik kepentingan.
Erick Thohir usai bertemu Seskab Pramono Anung. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
"Kita mesti enggak boleh conflict of interest. Kalau saya sudah dipercaya dari swasta, nanti wamen swasta langsung isunya swastanisasi, kan enggaklah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Erick, tugas yang dibebankan kepadanya sangat berat. Erick diminta untuk mempercepat proyek pengerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang harus sudah selesai tahun 2021 mendatang. Lalu proyek lainnya yang dia kejar adalah mempercepat tindak lanjut kerja sama pembangunan kilang antara PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco. Kilang sangat penting untuk menekan laju impor BBM yang selama ini menekan neraca perdagangan Indonesia.
"Mengenai refinery yang Aramco - Pertamina ini kan kalau bisa segera karena kan memang kita harus menekan impor minyak," jelasnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten