Erick Thohir Akan Pangkas Lagi BUMN, Bisnis Hotel dan Sektor Penerbangan Kena?

19 Maret 2024 16:28 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) disaksikan Direktur Utama Perum LKBN Antara Akhmad Munir (kiri) menuliskan pesan untuk LKBN Antara usai melihat pameran foto Pers Demo-Krasi dan Pembangunan di Galeri Kompleks Antara Heritage Center, Jakarta. Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) disaksikan Direktur Utama Perum LKBN Antara Akhmad Munir (kiri) menuliskan pesan untuk LKBN Antara usai melihat pameran foto Pers Demo-Krasi dan Pembangunan di Galeri Kompleks Antara Heritage Center, Jakarta. Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri BUMN Erick Thohir akan memangkas lagi jumlah perusahaan negara menjadi hanya 30 BUMN. Dia ingin BUMN yang eksis sesuai dengan peran negara yaitu hadir untuk negeri.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Erick akan mengkaji sejumlah BUMN yang ada, mulai dari bisnis perhotelan hingga penerbangan.
"Misalnya apakah BUMN perlu hadir di bisnis hotel? Waktu kita hadir (saat Erick jadi Menteri BUMN), BUMN sudah banyak hotel. Hari ini cuma kita konsolidasikan, bukan bikin hotel baru," kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (19/3).
Tower baru Airnav Pangkalpinang. Foto: Elsa Toruan/kumparan
Untuk sektor penerbangan, dia juga mempertanyakan posisi PT AirNav (Persero) yang harus berada di Kementerian BUMN seperti saat ini atau cukup di bawah Kementerian Perhubungan.
"Kita lagi konsolidasi bumn lagi seperti apa perlu ada BUMN itu? Misalnya AirNav, perlu enggak di kita? Atau sebaiknya di Kemenhub? Atau kalau mesti masuk BUMN, ya masuk ke Injourney (Holding BUMN Pariwisata). Nah ini masih ada waktu kita konsolidasi dengan komisi VI," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Erick juga ingin menggelar Focus Group Discussion dengan Komisi VI untuk membahas pangan karena kebutuhannya sangat krusial. Terutama dengan BUMN Bulog dan Pupuk Indonesia.