Erick Thohir Belum Puas Kontribusi BUMN ke Negara Baru Rp 3.282 T: Masih Kecil

29 April 2021 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut BUMN selama ini menyumbang pendapatan negara yang cukup signifikan. Setidaknya, kata Erick, total kontribusi perusahaan pelat merah dalam 10 tahun terakhir saja, mencapai ribuan triliun rupiah.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat tentu BUMN ini sesuai dengan yang tugasnya kita harus memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya. Kalau kita lihat Alhamdulillah 10 tahun terakhir kalau kita petakan antara pajak, PNBP, dan dividen ini kita telah kontribusi Rp 3.282 triliun," ujar Erick Thohir dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021, Kamis (29/4).
Kendati kontribusi yang telah disumbangkan itu terbilang besar, Erick Thohir mengaku angka tersebut masih sangat kecil bila dilihat dari banyaknya perusahaan pelat merah di bawah BUMN. Atas dasar itu, sumbangsih BUMN bisa jauh lebih besar lagi ke depannya.
"Ini tentu kita jaga ke depan kita harapkan agar meningkat dan negara dapat income untuk dipakai kegiatan-kegiatan. Di sini juga proposionalnya masih cukup kecil sehingga return on investment masih cukup baik ada diinvestasikan di Kementerian BUMN sendiri" ujarnya.
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Tantangan untuk meningkatkan sumbangsih tersebut jadi dua kali lipat lebih susah lantaran merebaknya pandemi COVID-19. Sehingga ia menilai penting dilakukannya penyelamatan terhadap BUMN-BUMN tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah fokus dalam mode bertahan dan transformasi di tahun 2020, nantinya di 2021 sampai 2022 ia harapkan perusahaan di bawah BUMN bisa mulai melakukan restrukturisasi.
"Baru di 2023 sampai 2024 kita harapkan BUMN bisa kembali normal dengan inovasi dan transformasi yang sekarang kita terapkan," pungkas bos BUMN itu.