Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Erick Thohir Diminta Klasterisasi Bisnis & Wilayah Sebelum Merger BUMN Karya
16 November 2024 20:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Proses merger BUMN Karya yang sebelumnya mandek, kini dilanjutkan usai Menteri BUMN Erick Thohir usai dirinya bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo di Kementerian BUMN pada Jumat (15/11). Salah satunya PT Hutama Karya (Persero) akan jadi induk holding.
ADVERTISEMENT
Pengamat BUMN dari Datanesia Institute, Herry Gunawan, menyebut seharusnya proses klasterisasi BUMN Karya dapat dilakukan pada kuartal I 2025.
Menurut Herry, langkah ini bisa menjadi tahap awal dari merger BUMN Karya. Nantinya dengan klasterisasi, masing-masing BUMN yang dimaksud akan memiliki fokus konsentrasi dan bisnis.
“Soal kapan, setidaknya tahap awal bisa dimulai pada kuartal 1 2025. Tahap awal yang saya maksud adalah pembagian konsentrasi atau fokus bisnis masing-masing BUMN yang telah diklasterisasi,” ungkap Herry kepada kumparan pada Sabtu (16/11).
Ia memberi contoh klasterisasi bisa dilakukan dengan membagi BUMN Karya ke beberapa sektor seperti pembangunan jalan, pembangunan rel kereta, dan infrastruktur.
“Misalnya, Hutama Karya akan memimpin di sektor pembangunan jalan tol dan non tol. Kemudian Adhi Karya di sektor pembangunan rel kereta api dan sektor lainnya yang relevan, begitu juga dengan Wijaya Karya untuk infrastruktur pelabuhan. Ini kan sudah jadi pilihan pemerintah,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain berdasarkan sektor, Herry juga memberi saran alternatif klasterisasi dapat dilakukan berdasarkan wilayah. Ia memberi gambaran skema ini dapat dilakukan seperti BUMN lain yaitu Angkasa Pura dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero).
“Walaupun opsi pembagian fokus atau konsentrasi usaha bisa saja tidak berdasarkan sektor, tapi berdasarkan wilayah agar manfaatnya lebih terasa masyarakat. Bisa dibagi menjadi 3 atau 4 wilayah konsentrasi. Sebagai gambaran awal kan bisa dilihat dengan model bisnis Angkasa Pura atau Pelindo,” jelas Herry lebih lanjut.
Menurut Herry, jika proses tersebut dapat dilakukan pada kuartal I 2025 maka BUMN Karya dapat merespons fokus kebijakan Presiden Prabowo Subianto dengan baik. Herry juga memberi beberapa catatan untuk proses merger BUMN Karya, menurutnya jangan sampai beban keuangan sejumlah BUMN yang kurang sehat justru akan jadi beban bagi BUMN yang sehat setelah dikonsolidasikan.
ADVERTISEMENT
“Nanti hasilnya bukan tambah baik, malah menularkan penyakit ke BUMN sehat,” ungkapnya.
Selain itu, Ia juga menyarankan agar proses awal merger agar tidak langsung menggabungkan entitas perusahaannya dengan model peleburan. Sebab, ketika dilebur, maka secara legal beban keuangannya jadi tanggung jawab bersama.
“Sebagai tahap awal, sebaiknya mulai dari konsolidasi bisnis aja sesuai fokus yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk peleburan adalah tahap berikutnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Erick mengaku bahwa proses merger belum sampai ke tahap hitam di atas putih. Namun, dia memastikan pihaknya akan bekerja keras agar BUMN Karya ini dalam kondisi sehat dan dapat dilakukan efisiensi.
Dia juga belum bisa mengungkapkan kapan proses merger BUMN Karya akan rampung. Dia meminta untuk menunggu waktunya aksi korporasi tersebut terjadi.
ADVERTISEMENT