Erick Thohir Kumpulkan BUMN Aviasi, Bahas Kondisi Pesawat

2 Januari 2025 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir di Bandara Soetta, Rabu (1/1/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir di Bandara Soetta, Rabu (1/1/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir mengumpulkan manajemen BUMN aviasi, Garuda Indonesia, Pelita Air, Citilink, AirNav Indonesia, hingga Angkasa Pura di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (2/1).
ADVERTISEMENT
Pertemuan ini membahas kondisi pesawat seiring dengan terjadinya kecelakaan pesawat terbang dalam 10 hari.
“Tadi kita review memastikan bagaimana kondisi pesawat-pesawat terbang yang dimiliki masing-masing maskapai ini supaya benar-benar kita jaga. Dan juga tingkat kelelahan kru juga di-review,” kata Erick.
Erick mengatakan, rapat tersebut juga membahas mengenai kesiapan dari bandara. Erick ingin mendorong tingkat keamanan di beberapa bandara Indonesia.
“Selama ini alhamdulillah kalau Jakarta-Bari compliance-nya sangat tinggi dari internasional. Tetapi beberapa airport sedang di-review lagi. Termasuk tadi ada beberapa mungkin antisipasi karena beberapa kecelakaan juga,” kata Erick.
“Tadi juga kita sudah sampaikan ke Airnav untuk juga early warning. Kalau memang ada hal-hal yang kita bisa antisipasi,” lanjut Erick.
Pembahasan selanjutnya mengenai kesiapan menghadapi Ramadan 2025. Erick ingin maskapai tersebut dapat mengantisipasi lonjakan penumpang.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN meminta agar Garuda Indonesia, Pelita Air, Citilink, AirNav Indonesia, dapat memetakan jumlah pesawat yang dimiliki.
“Karena dibandingkan Nataru ini kita mungkin bisa lima kali lipat. Artinya ini benar-benar sesuatu yang lonjakan yang kita harus lakukan antisipasi,” ungkapnya.
Erick juga berharap agar para stakeholders management yang ada di bandara, baik itu penerbangan, AirNav, imigrasi, Bea Cukai, kereta bandara dalam waktu 6 bulan ke depan sudah punya roadmap.
Menurutnya, ini memberikan kenyamanan, keamanan, dan hal-hal yang bisa mengefisiensikan daripada seluruh sinergisitas ini.
“Apakah kemarin misalnya kereta bandara bisa dari 50 menit jadi 35 menit. Atau kemarin yang sudah dilakukan kita memangkas biaya pembangunan yang hampir 14 triliun menjadi 1 triliun dengan revitalisasi. Tetapi tetap penumpang bisa naik 56 sampai 90 juta. Nah hal-hal ini merupakan solusi ekosistem jadi secara menyeluruh,” kata Erick.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Erick meminta agar pihaknya berbicara berkomunikasi dengan kementerian teknis untuk menyusun strategi agar bisa meningkatkan persaingan industri penerbangan, pariwisata, airport services dengan negera ASEAN.
“Kita yang tentu ingin negaranya lebih maju lagi. Dan ini memang sejalan dengan tentu prinsip-prinsip yang diminta oleh Bapak Presiden bahwa memang kita sebagai negara harus siap berkompetisi tetapi juga tentu pemborosan efisiensi bisa terus ditekan,” jelas Erick.