Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir mencopot enam Direktur PT Pertamina (Persero) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar hari ini, Jumat (12/6). Keenam jabatan itu juga ikut dihapus Erick dan hanya menyisakan enam direktur, termasuk direktur utama untuk menjalankan roda bisnis perusahaan.
ADVERTISEMENT
Enam jabatan yang dihapus Erick itu mulai dari Direktorat Hulu, Direktorat Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia, Direktorat Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko, Direktorat Pengolahan, Direktorat Pemasaran Korporat, hingga Direktorat Pemasaran Retail.
Dengan begitu, Erick menyisakan enam posisi yakni Direktur Utama, Direktorat Keuangan, Direktorat SDM, Direktorat Logistik Supply Chain Infrastruktur, Direktorat Manajemen Aset, dan satu direktorat baru yaitu Direktorat Portofolio dan New Ventures.
Erick berkilah penghapusan keenam direktorat itu justru agar Pertamina fokus pada bisnis intinya. Di bawah enam direktur yang dipertahankan akan dibangun subholding. Subholding itu masing-masing diisi seorang pemimpin atau CEO.
Rinciannya, CEO of Upstream, CEO of Gas, CEO Refining and Petrochemical yang dibantu satu deputi, CEO Commercial and Trading, CEO Power and NRE, dan CEO of Shipping.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat apa yang terjadi di Pertamina, kan ada holding, jadi bukan super holding ya, tapi dia punya subholding. Yang di holding memang direksinya harus enam, enggak boleh kebanyakan. Selain dirut, ada finance, human capital, corporate service. Nanti di subholding kita gabungkan unit-unit yang sangat banyak jadi satu kesatuan bisnis," kata dia dalam konferensi pers daring, Jumat (12/6).
Dengan skenario ini, akan ada pengangkatan pengurus baru untuk mengisi enam kursi CEO subholding. Karena sudah ada subholding, Erick akan memangkas banyak kursi direktur di anak usaha.
Dia mencontohkan, dengan hilangnya Direktorat Hulu Pertamina , CEO of Upstream (hulu) akan fokus pada bisnis inti hulu saja seperti menaikkan produksi dan lifting migas.
ADVERTISEMENT
"Itu kan banyak, masing-masing kebijakannya, enggak bisa lifting minyak kita turun. Berarti apa yang mesti kita lakukan? Dengan kebijakan portofolionya disatukan, kita harapkan sinergitas untuk efisiensi atau hal yang lebih detail misalnya sharing knowledge lifting minyak agar bisa tumbuh. Tapi kan ini kebijakan besar, enggak bisa per hulu. Ini kita konsolidasikan," ujarnya.
Saat disinggung apakah Erick akan menghilangkan jabatan direktur utama pada semua anak usaha Pertamina, dia enggan menegaskan. Hanya saja, dia mencontohkan kepengurusan yang terjadi holding Perkebunan Nusantara (PTPN) dan holding Semen Indonesia.
Di holding PTPN, Erick menghapus banyak kursi direktur termasuk direktur utama di 13 PTPN. Dia hanya menyisakan satu kursi di masing-masing PTPN. Hanya PTPN III sebagai induk holding yang memiliki kursi direksi lengkap.
ADVERTISEMENT
"Nanti disinergikan, dan itu bukan sesuatu yang aneh, Semen Indonesia sudah melakukan itu. PTPN baru melakukan, yang lain juga harus begitu," ujarnya.
Adapun keputusan pengangkatan enam CEO dalam subholding dan pemangkasan direktur anak usaha Pertamina, Erick serahkan ke perusahaan. Akan tetapi, semuanya harus dikonsultasikan lebih dulu ke Kementerian BUMN.
Kata dia, mesti lapornya BUMN ke kementerian bukan untuk memperpanjang birokrasi, tapi memastikan tak ada raja-raja kecil. Belum lama ini, dia bilang, ada anak usaha memaksakan diri ingin menggelar RUPS sebelum induknya.
Menurut Erick, itu tindakan yang tidak baik sebab melangkahi aturan dari induk holding. Dia pun mengancam direksi anak usaha tersebut.
"Kemarin saya keluarkan surat, kalau RUPS duluan, saya copot semua. Ini jangan ada permainan terus begini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Perampingan direksi di tubuh BUMN bagian dari rencana Erick Thohir menghapus banyak perusahaan. Dari 142 BUMN, dia sudah memangkas menjadi 107 perusahaan. Ke depannya, dia ingin pangkas lagi jadi 70 BUMN. Menurutnya, di tengah situasi pandemi, banyak negara yang melakukan konsolidasi perusahaan.