Erick Thohir Perluas Hunian TOD hingga Kawasan Bandara, BTN Siapkan Pendanaan

23 Januari 2025 10:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Menteri BUMN Erick Thohir terkait PT Bank Tabungan Negara (BTN) terkait developer nakal di kantor Kementerian BUMN, Selasa (21/1/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Menteri BUMN Erick Thohir terkait PT Bank Tabungan Negara (BTN) terkait developer nakal di kantor Kementerian BUMN, Selasa (21/1/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, BUMN siap mendukung program 3 juta rumah melalui penyediaan tipe Transit Oriented Development (TOD) atau hunian yang terintegasi dengan transportasi umum hingga kawasan Bandara. Nantinya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN akan mengucurkan pendanaan pembangunan dan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) TOD tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami melihat perumahan mesti dekat dengan transportasi publik, selain itu ini juga sesuai dengan lahan yang kami punya yakni pipih dan cocok untuk konsep tinggi,” ujar Erick saat konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (21/1).
Erick melanjutkan, hunian TOD yang diusung BUMN memiliki sekitar 800-1.200 unit hunian. Untuk memiliki hunian di TOD tersebut, pemerintah melalui BTN memberikan dua skema yakni 60 persen menggunakan KPR nonsubsidi dan 40 persen dengan KPR subsidi.
Erick menuturkan, konsep TOD tersebut akan menjamin ketersediaan infrastruktur seperti jalan dan listrik. “Kami juga tidak mau terjebak di landed house karena 70 persen wilayah Indonesia merupakan laut. Kemudian dalam 30 persen kawasan darat itu merupakan kawasan pertanian, industri, sehingga mapping peta pertanahan ini harus benar-benar akurat,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) dan Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu (kanan). Foto: BTN.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, konsep TOD menjadi opsi yang akan menarik masyarakat urban berpenghasilan tanggung, yakni sekitar Rp 12 juta hingga Rp 15 juta per bulan, yang selama ini sulit untuk membeli rumah di pusat kota karena harga yang terlalu tinggi.
“Solusi dari keterbatasan lahan untuk penyediaan hunian dengan harga terjangkau di daerah perkotaan adalah memanfaatkan lahan milik pemerintah, negara, dan BUMN untuk membangun apartemen dengan konsep TOD. Ini merupakan bentuk sinergi BUMN yang paling nyata dalam Program Tiga Juta Rumah,” kata Nixon.
Konsep TOD telah menjadi tren yang diminati di berbagai kota besar di dunia karena sifatnya yang efisien dalam hal penggunaan lahan dan mengurangi kemacetan lalu-lintas melalui penggunaan transportasi umum.
ADVERTISEMENT
Dalam konsep TOD yang diusulkan BTN, pembangunan hunian vertikal atau apartemen dapat dilakukan oleh PT Perumnas (Persero) di atas lahan stasiun kereta milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) tau lahan-lahan Pemerintah Daerah seperti PD Pasar Jaya. Menurut Nixon, harga jual apartemen TOD akan terjangkau oleh masyarakat urban melalui KPR dengan tenor 25-30 tahun.
“Di Jakarta, contohnya, ada lebih dari 140 lokasi PD Pasar Jaya. Kalau mau kita bangun, berarti ada 140 tower. Kemudian juga ada lahan kereta api di Manggarai dan sebagainya. Jadi, banyak sebenarnya yang bisa dioptimalkan untuk perumahan kelompok urban,” pungkasnya.