Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Erick Thohir: PLTU Suralaya Kita Matikan, Tapi Tetap Tak Kurangi Polusi
31 Agustus 2023 17:12 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski begitu, PLTU Suralaya yang telah dimatikan tidak mempengaruhi polusi di Jakarta secara signifikan. Data menunjukkan 34 persen penyebab polusi Jakarta akibat PLTU dan industri.
“Okelah PLTU sekarang disalahkan, kita matikan Suralaya 1,2,3,4 tetapi apa? data terakhir tidak mengurangi polusi ternyata, tetap kita matikan karena komitmen sama-sama jaga polusi,” kata Erick Thohir dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (31/8).
Erick menegaskan, polusi menjadi musuh bersama karena menjadi faktor utama kesehatan warga Jakarta. Namun, ia melihat pemerintah tidak mungkin akan menyelesaikan masalah polusi selama tiga bulan ke depan.
“PLTU PLN yang ada tingkatan di bawah daripada yang harus ditargetkan hampir 50 persen. Kita sudah lakukan itu tetap kita ingin ada percepatan, Beijing perlu 6 tahun, San Paulo 10 tahun, Jakarta tidak mungkin dalam 3 bulan ini diselesaikan masalah polusi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selain mematikan PLTU Suralaya, solusi untuk mengatasi polusi adalah dengan naik transportasi umum. BUMN menyediakan LRT Jabodebek dengan kapasitas penumpang bisa mencapai 400.000 sehingga bisa mengurangi jumlah kendaraan yang datang ke Jakarta.
“Ini ada polusi harus kita lawan, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan apa? Publik transportasi. LRT ini nanti pelan-pelan berjalan baik bisa 140.000 loh penumpang, bisa sampai 400.000 ribu, artinya apa? Jumlah kendaraan yang datang ke Jakarta 992.000 bisa berkurang,” tuturnya.
PT PLN (Persero) telah memangkas penggunaan daya PLTU Suralaya. Hal itu dilakukan guna mengurangi tingkat polusi udara di Jakarta.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan sebagai gantinya PLN menggunakan listrik berbasis gas dan energi terbarukan (EBT).
"Khusus untuk Jakarta listrik kami tingkatkan yang berbasis pada gas. Sehingga listrik yang digunakan menjadi jauh lebih bersih dan dampak polusi bisa diminimalisir," imbuh Darmawan di Istora Senayan, Kamis (31/8).
ADVERTISEMENT