Erick Thohir: PT KAN Produksi 75.000 Ton Amonium Nitrat

29 Februari 2024 13:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi bersama menteri dan rombongan terbatas, melakukan peninjauan pabrik amonium nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, pada Kamis (29/2/2024). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi bersama menteri dan rombongan terbatas, melakukan peninjauan pabrik amonium nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, pada Kamis (29/2/2024). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kapasitas pabrik amonium nitrat, PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) sebesar 75.000 metrik ton per tahun (MTPY) amonium nitrat sehingga diharapkan mengurangi sisa impor sebesar 21 persen.
ADVERTISEMENT
Pabrik Amonium Nitrat merupakan proyek bersama dari anak perusahaan PT Dahana, PT Dahana Investama Corp (PT DIC) dengan PT Pupuk Kaltim yang pembangunannya dilaksanakan oleh PT KAN sejak tahun 2020.
"Dengan pabrik ini bisa memproduksi 75.000 tentu bisa mengurangi yang 21 persen," ujar Erick Thohir saat meresmikan PT Kaltim Amonium Nitrat di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2).
Jika sudah beroperasi penuh, pabrik ini siap memproduksi 75.000 metrik ton amonium nitrat per tahun dan 60.000 metrik ton asam nitrat per tahun. Jumlah ini diharapkan mampu menjadi substitusi impor dalam menjawab kebutuhan amonium nitrat dalam negeri.
Erick menjelaskan, jika dilihat dari hulu, perusahaan pupuk harus menjadi perusahaan petrochemical yang dalam hal ini disinergikan dengan Pertamina. Downstream dari petrochemical ini akan dirasakan secara menyeluruh untuk bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi bersama menteri dan rombongan terbatas, melakukan peninjauan pabrik amonium nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, pada Kamis (29/2/2024). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
“Karena memang nanti akan menjadi ketemu titiknya bagaimana nanti downstream daripada petrochemical ini bisa dirasakan secara menyeluruh untuk bangsa dan negara,” tutur Erick Thohir.
Saat ini, perusahaan pupuk Indonesia merupakan pupuk terbesar yang diawali peringkat 9 besar di dunia meningkat menjadi 6 besar dunia.
Erick Thohir menjelaskan arahan Presiden Jokowi yang menekankan sebagai negara besar Indonesia wajib menjadi negara yang mandiri, termasuk dalam hal hilirisasi sumber daya alam, salah satunya pupuk.
Dengan hadirnya pabrik amonium nitrat berkapasitas 75.000 MTPY ini diharapkan dapat memenuhi sekitar 12 persen permintaan amonium nitrat dalam negeri.
Kebutuhan amonium nitrat sebagai bahan baku peledak industri pertahanan sudah semakin tinggi. Amonium nitrat juga dapat dimanfaatkan sebagai produk pertambangan, dan konstruksi, serta bahan baku pupuk NPK.
ADVERTISEMENT