Erick Thohir Sindir PT Vale Indonesia: Tak Kebut Investasi Meski Lama di RI

17 Juli 2023 21:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri press briefing Asia Road Racing Championship (ARRC) dan MotoGPTM 2023 pada Kamis (13/7/2023). Foto: Permana Dhika/Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menyindir PT Vale Indonesia Tbk (INCO) beroperasi sejak lama di Indonesia namun tidak mempercepat investasinya. Divestasi saham baru dikebut saat isu nikel tengah ramai.
ADVERTISEMENT
"Tetapi tentu seyogyanya ketika Vale sudah berkecimpung lama di Indonesia, tidak mempercepat investasinya. Baru sekarang ketika nikel meledak, baru," ujar Erick Thohir saat ditemui di Kementerian BUMN, Senin (17/7).
Erick Thohir menegaskan BUMN sudah siap mencaplok saham emiten tambang nikel itu berapa pun. Perusahaan milik negara siap melakukan divestasi saham melalui PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID.
"BUMN punya duit loh, jangan dilihat BUMN gak punya duit sekarang. Kita punya net income aja kurang lebih Rp 250 triliun, jadi ada uangnya," imbuhnya.
Kementerian BUMN tengah melakukan negosiasi soal kepemilikan porsi saham Vale. Erick ingin porsi saham Vale lebih besar di tangan MIND ID.
"Kita ingin kalau bisa Vale itu kita punya porsi yang lebih besar, dan ada relinquish supaya juga setara dengan perusahaan-perusahaan pertambangan lain. Tapi ini kan memang masih negosiasi kan," tutur Erick.
Aktivitas penambangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Foto: Vale Indonesia
Sementara itu Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santosa menuturkan, berdasarkan amanah pemerintah, MIND ID dapat melakukan konsolidasi laporan keuangan.
ADVERTISEMENT
"Detail-nya saya belum bisa ngomong karena negosiasinya belum tuntas, tapi amanahnya kita emang bisa mengkonsolidasi secara laporan keuangan. Dan juga ada kendali lah di beberapa aspek," kata Hendi kepada wartawan.
Hendi menekankan MIND ID ingin menjadi pengendali Vale Indonesia. Ia belum bisa memastikan angka divestasi saham sebesar 14 persen.
"Belum (pasti 14 persen) itu baru tawarannya mereka, kalau kita kan sesuai dengan amanah dari ratas kabinet lah," ujar dia.