Erick Thohir Tanggapi Sindiran Massa Aksi 212 soal Ahok Jadi Komut Pertamina

22 Februari 2020 14:42 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa Aksi 212 menggelar unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (21/2).
 Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Massa Aksi 212 menggelar unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (21/2). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menanggapi sindiran massa aksi 212 yang menyinggung soal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memiliki sejumlah kasus korupsi, tapi malah menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Sindiran tersebut dilontarkan saat demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta, kemarin.
ADVERTISEMENT
Menurut Erick, aksi massa 212 kemarin merupakan hal yang wajar. Di era demokrasi saat ini, menyampaikan pendapat berbeda atau di muka umum bisa dilakukan siapa saja.
Akan tetapi, Erick yakin memilih Ahok duduk di kursi nomor satu di Pertamina merupakan hal yang tepat. Dia merasa selama tiga bulan belakangan, kinerja Pertamina bagus usai perombakan jajaran direksi dan komisaris.
"Saya rasa era di Indonesia adalah demokrasi, ketika ada sebagian kelompok mengemukakan pendapat bahwa ada ketidakpuasan itu ya normal saja. Tetapi apa yang dilakukan daripada komisaris dan direksi, saya tidak mau dikotomi komisaris dan direksi, di Pertamina tiga bulan terakhir saya rasa baik," kata Erick di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Sabtu (22/2).
Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Erick Thohir mengaku akan terus memantau kerja direksi dan komisaris BUMN mengacu pada target dan capaian dari Key Performance Index (KPI). Tak hanya ke Pertamina, hal yang sama juga dilakukan Erick pada BUMN lain.
ADVERTISEMENT
Kata dia, KPI penting dikejar karena ia tak ingin sering gonta-ganti kepengurusan BUMN. Dia ingin direksi atau komisaris yang diangkat saat ini bisa menjabat sampai selesai.
"Jangan direksi ini ditakut-takuti gonta-ganti posisi apakah dalam satu tahun dilepas, saya tidak mau. Kenapa? karena yang namanya membangun sebuah usaha perlu kontinuitas, tetapi KPI harus tetap tercapai. Saya tidak mau pergantian itu karena hal-hal personal, selama KPI nya jalan. Biarkan direksi BUMN bekerja jangan ditakut-takuti nanti diganti begitu. Yang diganti itu yang tidak sesuai dengan KPI," ucapnya.
Basuki Tjahaja Purnama. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Sebelumnya diberitakan, aksi massa 212 bertajuk “Aksi 212: Berantas Korupsi, Selamatkan NKRI” menyampaikan kritik terhadap beragam isu dan pihak.
Mulai dari isu Jiwasraya, Asabri, BPJS, hingga pimpinan KPK. Sejumlah pihak dikritik, mulai dari Jokowi, Sri Mulyani, hingga Ahok. Soal Ahok, disinggung terkait jabatan sebagai Komisaris Utama Pertamina.
ADVERTISEMENT
Massa aksi 212 tidak menyebut secara rinci kasus apa yang melibatkan Ahok. Namun mereka menuding, Ahok dalam hal ini dilindungi oleh pimpinan KPK era Agus Raharjo.