Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ESDM Beberkan Rencana Pemerintah yang Minta Pertamina Akuisisi Bioetanol Brasil
14 Juni 2024 18:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan hal itu sebagai upaya sementara untuk menumbuhkan pasar domestik atas produk bioetanol sebagai bahan bakar.
"Pemerintah sebenarnya ingin produksinya dari awal ditanam di kita, diproses di kita, dimanfaatkan di kita. Karena kalau dari luar datangnya begitu dibakar emisinya ada di sini, tapi pengurangan emisinya ada di sana," kata Dadan saat ditemui di Kantor Ditjen Migas ESDM, Jumat (14/6).
Mandat yang diberi kepada Pertamina ini diberikan oleh Presiden Jokowi, disampaikan oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Salah satu alasannya mendorong peningkatan kualitas udara di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta.
Faktor ini yang dipandang pemerintah sebagai alasan kenapa ingin produksi bioetanol dilakukan di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Kan pengurangan emisi kan terjadi pada saat itu tumbuh, pohon tumbuh menyerap CO2. Tapi kalau dipakai di sini, dibakar, CO2-nya di sini," kata Dadan.
Presiden Jokowi telah meneken Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).
Dalam peta jalan dalam Perpres tersebut pemerintah menargetkan peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektar. Pemerintah menargetkan swasembada gula untuk kebutuhan konsumsi paling lambat pada 2028.
Lalu pencapaian swasembada gula untuk kebutuhan industri paling lambat pada 2030. Serta pencapaian peningkatan bioetanol yang berasal dari tanaman tebu minimal 1,2 juta kilo liter paling lambat terwujud tahun 2030.
Kata Dadan, akuisisi Pertamina atas perusahaan bioetanol asal Brasil itu akan melengkapi arah dari regulasi tersebut, untuk mewujudkan transisi energi. Tantangan yang dihadapi Indonesia untuk transisi ke energi hijau bioetanol ini kata Dadan adalah faktor pasokan yang masih terbatas.
ADVERTISEMENT
"Karena masalah suplai tidak lancar, dalam arti jumlahnya juga tidak signifikan, tapi kita akan mulai dari yang ada sekarang, ke depan kita tidak melihat Pertalite atau Pertamax, semua yang ada untuk bensin ya dicampur. Sama seperti biodiesel," ujarnya.